Rutgers Indonesia, melalui program Right Here Right Now 2 bersama YIFOS mengembangkan buku ‘Islam & Tubuh-tubuh Queer’ dan secara khusus ditulis oleh Prof. Dr. Musdah Mulia, seorang aktivis hak perempuan Indonesia dan Profesor agama. Beliau adalah wanita pertama yang diangkat sebagai Profesor riset di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan saat ini menjadi dosen pemikiran politik Islam di Sekolah Pascasarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam konteks yang lebih luas dan kontekstual hari ini, ketika berbagai diskriminasi dan peminggiran tidak saja melibatkan latar belakang keagamaan, tetapi juga identitas-identitas lain-nya, sudah sepatutnya umat Islam terus menerus melanjutkan semangat ‘jaminan hidup aman dan adil’ terhadap siapapun, dengan artikulasi yang semakin relevan untuk hari ini, di berbagai tempat dan ruang. Bahwa Islam pernah menjadi ‘orang-orang terasing’, harus menjadi semangat untuk menolak apapun bentuk peminggiran terhadap orang lain.
Salah satu semangat penolakan terhadap diskriminasi dan peminggiran dalam Islam, yang agaknya kurang mendapat perhatian banyak Muslim hari ini, adalah soal isu keragaman memulai dan memberikan perhatian besar terhadap keberagaman identitas tubuh dan ‘ketubuhan’, namun narasi-narasi dan sikap-sikap yang queerphobic (prasangka keliru dan ketakutan tak berdasar terhadap minoritas gender dan seksualitas) masih terus mengakar kuat. Sehingga individu-individu yang terlahir dan tumbuh dengan kondisi identitas gender dan orientasi seksual berbeda harus mengalami stigma, diskriminasi, pengasingan, di berbagai bentuk, di berbagai ruang dan tempat. Padahal keragaman gender dan seksualitas adalah suatu hal yang sangat qath’i, alami, kodrati, given sebagai bagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi umat manusia.
Menolak keragaman ini justru menunjukkan ego manusia yang hendak menyandera kehebatan Allah Yang Maha Mencipta. Namun, memang dibutuhkan kearifan untuk memahami fitrah tubuh dan ketubuhan umat manusia yang hakikatnya tak semata heteronormatif. Dibutuhkan kerja-kerja yang istiqāmah dan tabah untuk mengurai kerumitan bias-bias keagamaan terhadap ragam gender dan seksualitas. Karena itulah, buku ini hadir untuk menawarkan perspektif dan tafsir-tafsir alternatif dalam memahami keragaman gender dan seksualitas melalui sudut pandang Islam. Tema besar ‘queer’ sebagai sebuah istilah yang merujuk pada minoritas gender dan seksualitas.