SobatASK sudah pernah ngebahas soal tanda-tanda temanmu jadi korban kekerasan dalam pacaran, dan apa yang harus kamu lakukan. Cuma, ada beberapa kesalahan fatal yang bisa kita lakukan saat mencoba membantu teman keluar dari hubungan tersebut. Maka, kalau mau membantu temanmu, ada baiknya kamu…
1. Tidak mengkritik pacarnya secara berlebihan
Temanmu pada dasarnya mencintai pacarnya, seenggak bener apa pun pacarnya. Kalau kamu langsung mengkritik dan menghina pacarnya, dia mungkin akan antipati dan enggak enak ngobrol sama kamu karena takut dihakimi.
Ketimbang mengkritik pacarnya habis-habisan, coba fokus untuk menjelaskan soal apa itu hubungan yang sehat, dan membangun kembali kepercayaan dirinya. Yakinkan dia bahwa dia pantas berada dalam hubungan yang sehat dan nyaman.
2. Jangan salahkan temanmu
Kamu mungkin tergoda untuk bertanya, “Emangnya kamu ngapain sampai dia mukul kamu?” Tapi, pertanyaan ini berbahaya. Dalam hubungan yang tidak sehat, temanmu sudah biasa disalahkan dan dituduh macam-macam oleh pacarnya. Bertanya dengan cara seperti ini bisa membuatnya merasa disudutkan juga olehmu. Tanyakan kabar dia, kenapa dia terlihat sedih, dan rangkul dia. Biarkan dia bercerita sendiri tanpa paksaan.
3. Jangan hakimi temanmu
“Ya kamu sih bego, mau-mau aja digituin sama pacarmu!” Ngomong gini gampang banget, tapi ternyata juga snagat bahaya. Ingat bahwa enggak ada orang yang sengaja ingin jadi korban kekerasan oleh pacarnya. Dia juga ingin situasi enggak enak ini berhenti. Dengarkan ceritanya, tunjukkan simpatimu padanya, dan tawarkan solusi yang masuk akal.
4. Jangan suruh-suruh temanmu
Dia sudah biasa dikendalikan oleh pacarnya. Mau begini, mau begitu, harus izin dan lapor sama pacarnya kayak lapor ke satpam. Walhasil, temanmu seolah enggak bisa mengambil keputusan sendiri dan percaya pada penilaiannya sendiri. Dia jadi bergantung banget sama pacarnya. Kalau kamu nyuruh-nyuruh temanmu, misalnya nyuruh dia segera putus atau mengkonfrontasi pacarnya, kamu juga ikut-ikutan mengendalikan temanmu.
Sama seperti poin pertama, jelaskan saja bagaimana ia semestinya diperlakukan dan bahwa kamu khawatir dengan keadaannya. Tunjukkan padanya bahwa ia dicintai dan bahwa ia tidak sendirian. Bangun kepercayaan dirinya lagi, sehingga dia mampu bertindak atas inisiatifnya sendiri.
5. Jangan ungkit kekerasan itu di depan pacarnya
Kami tahu, kok, kamu pasti gemes banget ngeliat pacarnya. Rasanya kayak pengen nampar-nampar manja mukanya pakai wajan bekas nasi goreng. Tapi, jangan ungkit-ungkit curhatan atau kekerasan yang dilakukan olehnya pada temanmu di depan dia. Bisa jadi, temanmu belum nyaman untuk mengatakan hal itu ke pacarnya. Lebih parahnya lagi, kekerasan yang dilakukan pacarnya bisa memburuk karena dia merasa temanmu udah membocorkan rahasianya.
6. Jangan mencoba melakukan konfrontasi fisik
“Sudahlah,” katamu pada SobatASK. “Gue ini sabuk hitam karate. Veteran ratusan kali tawuran. Muka gue aja mirip Mad Dog. Gue bisa ngehajar cowok ini dan nyelamatin temen gue.”
Belum tentu. Kekerasan dalam pacaran, apalagi yang menyangkut kekerasan fisik dan kekerasan seksual, bukan urusan main-main. Melakukan konfrontasi langsung belum tentu efektif karena bisa jadi pacarnya akan semakin ganas pada teman kamu. Selain itu, belum tentu kamu bisa melindungi temanmu.
Mending kamu hubungi konselor profesional yang memang jagoan dalam memberikan konseling bila temanmu trauma, dan memberi pendampingan hukum bila temanmu perlu. Jangan ragu juga untuk menemui pihak berwajib. Kamu bisa menemui konselor-konselor itu di Direktori Layanan kami.
Ingat, cinta semestinya membuatmu bahagia dan dewasa, bukan sakit dan sengsara 🙂
Sumber:
kbep.org/for_youth_donts.html
glamour.com/tell-somebody/2011/05/the-exact-words-that-could-help-a-friend-in-an-abusive-relationship
Sumber foto:
etsy.com