SobatASK, pernah nggak sih ngerasa hidup kamu isinya cuma tugas, kelas, rapat, repeat? Rasanya kayak nggak ada ruang buat tarik napas, apalagi ngelakuin hal hobby atau sekedar menikmati weekend sama keluarga. Nah, itu tandanya kamu lagi struggle sama yang namanya study-life balance.
Jadi, apa sih study-life balance itu?
Sama kayak work-life balance buat orang yang udah kerja, study-life balance penting banget buat kamu yang lagi sekolah atau kuliah. Bukan berarti tujuannya “biar bisa nongkrong”, yah. Namun, konsep ini juga bagian dari belajar mengatur waktu antara waktu belajar dan kehidupan pribadi. Tujuannya, supaya bisa menjaga kesehatan mental dan fisik, nggak gampang stres, punya waktu buat hobi, keluarga, dan teman, dan pastinya supaya bisa berprestasi.
Setiap orang punya definisi seimbang yang beda-beda, tergantung prioritas, gaya hidup, dan kebutuhan masing-masing. Tapi intinya: belajar nggak harus ngorbanin kebahagiaan kamu, dan sebaliknya, waktu pribadi juga nggak bikin kamu ketinggalan akademik.
Makanya, penting banget buat tahu cara jaga study-life balance.
Nih, beberapa tips buat sobatASK:
Tips Study-Life Balance ala SobatASK
1. Set jadwal dan goals mingguan
Tujuannya, supaya kamu tau nih seminggu ini apa aja yang mau dilakukan dan apa yang jadi prioritasmu. Contohnya, minggu depan kamu ada ujian, jadi goalsmu supaya dapat nilai yang terbaik. Dari goals itu, kamu bisa uraikan alokasi jam belajar yang lebih banyak sehingga kegiatan lainnya bisa diambil dari sisa waktu yang kamu utamakan. Contoh lainnya nih, minggu depan ada banyak kegiatan class-meeting dan minim kegiatan belajar, goals kamu ingin punya waktu berkualitas dengan teman. Dengan begitu, kamu bisa alokasikan waktu lebih banyak buat teman-teman dan menyisipkan sedikit waktu belajar di sela-sela itu supaya nggak lupa sama yang udah dipelajari di kelas. Kalau kamu udah jago, kamu bisa coba atur goals perbulan.
2. Bikin jadwal belajar harian
Walaupun kedengarannya udah nggak jaman, punya agenda harian itu bisa ngebantu banget loh supaya kamu tidak menyianyiakan waktu. Di era modern seperti ini sering kali kita tenggelam dalam asyiknya sosial media. Tanpa sadar, sudah banyak waktu yang kita buang. Eits, bukan berarti nggak boleh main sosmed yah. Dengan agenda harian kamu bisa memanfaatkan waktumu seharian dengan lebih maksimal. Misalnya, kamu bisa set, ingin lebih produktif di waktu siang misalnya sekolah, les, atau belajar mandiri. Kemudian, punya family time di sore hari, dan me time seperti hobi atau main sosmed di malam hari. Nah, dengan agenda, kamu jadi punya arah. Kamu juga bisa mulai bangun kebiasaan positif melalui agenda harian misalnya, membersihkan kamar tidur, ikut membantu pekerjaan rumah, atau berdoa.
- Minta ayah dan ibu mendukung agenda harianmu
Nah, selain motivasi dari dalam, kamu juga butuh pengingat eksternal, seperti ayah dan ibu (bisa juga kakak atau adikmu). Mintalah orang-orang terdekatmu untuk menjadi pengingat jadwal harianmu. Misalnya, karena sudah keasikan me time, kamu lupa kalau jadwal selanjutnya adalah kursus. Sebaliknya, bisa jadi kamu sudah keasyikan mengerjakan tugas sehingga kamu lupa kalau sehabis itu ada jadwal nonton film bersama keluarga.
Selalu ingat, keseimbangan adalah kunci
Nah, begitu juga dengan apa yang kamu lakukan sehari-hari. Kamu perlu mengisi tangki pengetahuan, mental, kecintaan diri, dan cinta dengan orang-orang tersayang. Hal ini akan terus berlanjut seumur hidup. Sebab itu, kamu harus belajar mengatur keseimbangan hidup kamu dari sekarang. Sebab, di masa depan akan ada banyak kegiatan positif yang baru, pekerjaan baru, hobi baru, orang-orang baru yang kamu sayang di luar keluarga, dan kamu harus punya alokasi waktu yang berimbang untuk semua itu.
SobatASK,
Menjaga study-life balance bukan soal membagi waktu secara kaku, tapi tentang memahami kebutuhan diri dan berani memberi ruang untuk bernapas. Hidup itu bukan cuma soal mengejar nilai atau isinya penuh dengan main-main tanpa punya tau apa yang mau kita lakukan dan apa tujuan kedepannya. Intinya bagaimana kita tumbuh sebagai manusia yang utuh, yang tahu kapan harus fokus, dan kapan harus berhenti sejenak untuk menikmati hidup dan mencintai diri. Mulailah dari langkah kecil yang realistis, karena keseimbangan itu bukan hasil instan, tapi proses yang terus dilatih.