Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

Apa itu Bulimia?

Kita semua punya kebiasaan makan masing-masing. Ada yang sukses makan empat sehat lima sempurna seperti di buku pelajaran Penjaskes dulu, ada yang harus berpuas diri dengan makan dua porsi indomie sehari dimasak di magic jar karena di kamar kosnya enggak ada kompor. Tapi, ada sebagian teman-teman kita yang pola makannya sama sekali enggak sehat. Entah mereka makan terlalu banyak, makan terlalu sedikit, atau mencoba mengurangi berat badan dengan cara-cara ekstrim yang malah berbahaya.

Perkenalkan, anorexia nervosa dan bulimia nervosa.

Anoreksia dan bulimia adalah istilah untuk dua jenis gangguan makanan yang dialami oleh jutaan orang di seluruh dunia. Sebenarnya, gejala kedua gangguan tersebut mirip. Penderita anoreksia pun bisa menjadi penderita bulimia, dan sebaliknya, penderita bulimia bisa mengalami gejala anoreksia. Tapi, keduanya adalah gangguan yang berbeda.

Sebelumnya, SobatASK sudah membahas tentang salah satu gangguan makan yang paling umum, yaitu anoreksia nervosa. Nah, sekarang kami ingin memperkenalkan sepupunya yang mirip, tapi sedikit lebih ekstrem: bulimia.

 

Bulimia = Rakus lalu Berhenti!

Kalau kamu masih ingat, anoreksia adalah gangguan makan di mana pasien mengurangi secara drastis asupan makanannya, sehingga tubuhnya kurus kering dan kesehatan fisiknya terganggu.

Nah, bulimia agak beda. Penderita bulimia mengalami siklus di mana pola makannya berubah-ubah secara drastis. Kadang, seseorang yang bulimia akan rakus banget dan mengkonsumsi makanan dengan jumlah besar.

Kemudian, dia akan menjalani diet ekstrem (bahkan memaksa dirinya untuk muntah) untuk mencegah naiknya berat badan. Setelah itu, untuk melampiaskan hasratnya pada makanan, dia bakal kalap dan banyak makan lagi. Siklus itu berlanjut terus, terus, dan terus.

Sama seperti anoreksia, bulimia dialami oleh jutaan orang di seluruh dunia dan lebih umum di kalangan perempuan, meski jumlah pasien laki-laki belakangan naik. Namun, bulimia sedikit lebih sering terjadi ketimbang anoreksia.

 

Sekilas Terlihat Baik-baik Saja

Tak seperti penderita anoreksia yang tubuhnya kurus kering, banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang sebetulnya wajar meski ada juga yang tubuhnya sangat kurus, seperti anoreksia. Dari luar, dia akan tampak seperti orang yang memiliki pola makan biasa-biasa saja, sehingga gejala bulimia lebih sulit ditangkap oleh orang-orang di sekitar.

Seseorang yang bulimia, misalnya, akan segera ke kamar mandi setelah makan untuk memaksa dirinya memuntahkan makanan. Ia juga bakal mengkonsumsi obat pencahar supaya ia muntah atau minum pil diet dalam jumlah berlebihan. Kebiasaan pasien bulimia mengkonsumsi obat pencahar dan diet secara sembarangan inilah yang berbahaya banget.

 

Berdampak Buruk ke Kesehatan

Walau kondisi tubuhnya mungkin tidak seekstrem penderita anoreksia, bulimia tetap berdampak buruk pada tubuh. Bayangkan saja, kamu makan secara berlebihan, setelah itu kamu mengkonsumsi obat-obatan atau memaksa tubuhmu untuk memuntahkan semuanya. Kamu berubah dari sosok yang hobi makan menjadi mirip penderita anoreksia dalam sekejap mata saja. Pasti kebiasaan ini berdampak buruk pada kesehatan.

Perasaan lemas dan lesu umum di para penderita bulimia. Sama seperti penderita anoreksia, penderita bulimia juga mengalami gangguan di organ-organ tubuh dan gangguan pada siklus menstruasi. Namun, salah satu pertanda khas dari penderita bulimia adalah kesehatan gigi yang buruk.

 

Penyebabnya Macam-Macam

Mirip seperti anoreksia, bulimia bisa terjadi karena berbagai faktor seperti trauma psikologis, tekanan dari masyarakat, dan pubertas (bulimia paling umum terjadi di usia remaja). Tekanan dari masyarakat untuk mendambakan sosok tubuh kurus dan langsing juga dirasakan oleh penderita bulimia. Meski praktik mereka berbeda dengan anoreksia, sebetulnya pasien bulimia juga ingin mengejar bentuk tubuh yang ideal karena ia tak merasa percaya diri dengan bentuk tubuhnya sendiri.

 

Sebetulnya Bisa Ditangani

Untuk yang satu ini, bulimia sama dengan anoreksia: penderitanya sama-sama ogah untuk mendapat pertolongan medis. Mereka beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan itu wajar dan tidak ingin diganggu gugat. Padahal, baik anoreksia dan bulimia bisa mematikan jika tidak ditangani dengan baik.

Melalui terapi medis dan psikologis, bulimia bisa ditangani. Malah, sebetulnya bulimia lebih mudah ditangani ketimbang anoreksia dan peluang bagi pasien untuk sembuh total dari gangguan tersebut lebih besar. Namun, persoalannya ada pada keinginan pasien itu sendiri untuk sembuh dan mendapat penanganan medis dan psikologis yang tepat. Kalau dia memang niat, sebetulnya jalannya ada.

 

Kalau kamu mengalami bulimia atau kenal seseorang yang bulimia, jangan khawatir karena kamu tidak sendirian. SobatASK kenal banyak konselor dan terapis yang bisa membantu kamu untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat. Temui mereka di Direktori Layanan kami.

 

Anoreksia vs Bulimia Apa Bedanya - Gemilang Sehat

 

Sumber:
diffen.com/difference/Anorexia_Nervosa_vs_Bulimia_Nervosa
rcpsych.ac.uk/healthadvice/problemsdisorders/anorexiaandbulimia.aspx
Sumber foto: rebloggy.com

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Artikel SobatASK Lainnya

Jelajahi berbagai informasi seputar kesehatan seksual dan reproduksi remaja dari sumber yang terpercaya.

Kamu Gak Sendirian!
Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.