Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

3 Gangguan Mental LGBT

Separuh dari gangguan mental bermula di usia 14 tahun. (World Health Organisation)

Mengetahui fakta kaya begitu, seharusnya membuat kita menaruh perhatian lebih besar pada kesehatan mental dong ya. Tapi sayang banget, kesehatan mental sepertinya belum mendapatkan perhatian yang cukup. Malah dalam kehidupan sehari-hari sering dijadikan bahan becandaan.

Pasti pernah denger dong, kalau banyak orang bilang “Ih dasar dia sih psikopat”, “Dasar bipolar” atau “Ih, lebay deh pake depresi segala.”

Hal-hal yang kesannya sederhana tersebut justru menunjukkan masih banyak stigma soal kesehatan mental dan stigma bagi mereka yang memiliki gangguan mental. Hasilnya orang-orang  malah jadi takut cerita atau mengakui karena khawatir dianggap: aneh, gila, atau lebay.

pexels photo 1206059 - Gemilang Sehat

Hari Kesehatan Mental Sedunia

Makanya setiap tahun sejak 1992, pada tanggal 10 Oktober dirayakan sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia untuk memberikan pemahaman bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dan perlu menjadi perhatian.

Menariknya tema tahun ini fokus pada kesehatan mental remaja, yaitu: Young People and Mental Health in A Changing World.

Nah bicara soal stigma, sampai saat ini masih banyak yang menganggap bahwa orang yang tidak heterosexual, seperti homosexual (gay/lesbian), bisexual, transgender, transexual, asexual atau komunitas LGBT memiliki gangguan mental atau kejiwaan. Kurang tepat, tuh.

Bahkan oleh World Health Organisation (WHO), homoseksualitas sudah dikeluarkan dari The International Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD) alias panduan terkait kesehatan pada tahun 1992, sedangkan transgender sudah tidak lagi dianggap gangguan mental pada tahun 2018 ini. Begitu juga dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)-V, yang berisi klasifikasi gangguan mental dan sering digunakan ahli kejiwaan.

Bicara soal LGBT, biasanya berkaitan dengan coming out. Kalian tahu enggak itu apa?national coming out day 1 - Gemilang Sehat

Coming Out Day

Coming out adalah istilah yang digunakan saat seseorang mengungkapkan orientasi seksualnya pada orang lain.

Sejak 11 Oktober 1987 di Amerika Serikat dicanangkan sebagai Coming Out Day dan dirayakan setiap tahun. Tujuannya adalah untuk mendukung orang-orang yang sedang berjuang coming out sebagai lesbian, gay, transgender, dan/atau bisexual sekaligus untuk memperjuangkan hak yang sama dan memiliki kesehatan mental yang baik.

Meskipun sudah bukan lagi gangguan mental, namun bukan berarti komunitas LGBT bebas dari gangguan mental. Menurut National Health Service UK, orang LGBT cenderung 3x lebih memungkinkan alami gangguan mental daripada orang yang heteroseksual.

Berikut adalah 3 gangguan mental yang mungkin dihadapi oleh LGBT.

1. Depresi

Depresi merupakan gangguan mental yang menyebabkan seseorang alami perasaan depresif dan hilangnya minat pada aktivitas sehari-hari. Depresi yang dialami oleh LGBT dapat disebabkan oleh diskriminasi, bullying, ataupun kekerasan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk pelecehan dan diskriminasi yang dialami LGBT menyebabkan stress yang kemudian dapat lambat laun berubah menjadi depresi.

2. Kecemasan

Kecemasan adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan perasaan takut yang tidak terkontrol dan mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Kecemasan yang dialami oleh individu dari komunitas LGBT dapat berkembang menjadi upaya bunuh diri. Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa remaja LGBT akan 2x lebih memungkinkan untuk lakukan bunuh diri daripada heteroseksual.

3. Post Trauma and Stressed Related Disorder (PTSD)

PTSD adalah kondisi kejiwaan yang dipicu oleh kejadian tragis atau traumatis yang pernah dialami atau disaksikan. LGBT lebih cenderung mengalami PTSD karena mengalami kejadian tidak menyenangkan seperti di-bully, dihina, maupun dilecehkan. Kejadian tidak menyenangkan tersebut dialami karena stigma dan stereotipe masyarakat terhadap orientasi seksual mereka.

pexels photo 708440 - Gemilang Sehat

Demikian adalah 3 gangguan mental yang mungkin dialami oleh LGBT. Pada intinya, gangguan mental tersebut dialami karena adanya diskriminasi dari masyarakat yang belum bisa sepenuhnya menerima mereka.

Heteroseksual, homoseksual, biseksual, transgender adalah manusia. Yang membedakan satu dan lainnya hanya orientasi seksualnya saja. Dunia akan lebih indah kalau satu sama lain saling menghargai dan menghormati kan? Yuk kita sama-sama hapus stigma dan stereotipe negatif terhadap komunitas LGBT.

Kalau kamu pernah mengalami gangguan mental seperti yang disebutkan di atas atau pun gangguan mental lainnya dan perlu teman bicara. Kamu bisa manfaatkan layanan Konseling Online SobatASK. Gratis dan dijamin kerahasiaannya. Atau kamu mau konseling soal kesehatan seksual dan reproduksi juga bisa.

 

Sumber:

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorder Edition (DSM-V). Washington : American Psychiatric Publishing

https://www.nami.org/Find-Support/LGBTQ

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160316_indonesia_lgbt_psikiatri_indonesia

https://www.accessatlanta.com/lifestyles/national-coming-out-day-2017-what-coming-out-day/e8GaFBrO5swQuEnWQaTB5L/

http://www.netralnews.com/news/kesehatan/read/107086/hari.kesehatan.mental.sedunia..begini.se

https://gaya.tempo.co/read/1053026/lgbt-cenderung-mengidap-penyakit-mental-ini-kata-psikolog/full&view=ok

https://www.healthline.com/health/depression/gay

https://www.psychologytoday.com/us/blog/hide-and-seek/201509/when-homosexuality-stopped-being-mental-disorder

http://www.who.int/mental_health/world-mental-health-day/2018/en/

 

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Artikel SobatASK Lainnya

Jelajahi berbagai informasi seputar kesehatan seksual dan reproduksi remaja dari sumber yang terpercaya.

Kamu Gak Sendirian!
Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.