Kekerasan berbasis gender dan seksual (KBGS) tetap menjadi masalah serius di Indonesia meskipun kesadaran masyarakat terhadap isu ini telah meningkat. Melalui penelitian yang komprehensif, Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (sebelumnya Rutgers Indonesia) bersama Tulodo, mengeksplorasi norma-norma sosial yang berkontribusi pada pelanggengan KBGS dan upaya untuk mengubahnya. Studi ini menggunakan kerangka kerja Social Norms Exploration Tool (SNET) dari Georgetown University untuk memahami norma-norma sosial yang berbahaya dan protektif, serta cara-cara norma tersebut disosialisasikan dan diinternalisasi oleh masyarakat.
Data dari wawancara, diskusi kelompok terarah (FGD), dan survei dilakukan di lima lokasi di Indonesia: Kabupaten Langkat, Sumatera Utara; Kabupaten Garut, Jawa Barat; Kabupaten Jombang, Jawa Timur; Kabupaten Lombok Timur, NTB; dan Kota Palu, Sulawesi Tengah mengungkapkan kompleksitas norma-norma sosial yang berperan dalam kasus KBGS, pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual (PKRS) bagi orang muda, serta keputusan orang tua terhadap perkawinan anak akibat kehamilan.
Penelitian ini tidak hanya mengidentifikasi norma-norma yang membahayakan dan melindungi tetapi juga memberikan rekomendasi praktis untuk program dan kampanye perubahan norma sosial. Di antaranya adalah pembentukan pusat pelaporan KBGS, advokasi kebijakan, pemberdayaan ekonomi perempuan, penyediaan pendidikan seksualitas komprehensif, serta kolaborasi dengan pengadilan dan organisasi hukum untuk mencegah perkawinan anak.
Dengan pendekatan holistik yang menggabungkan faktor normatif dan non-normatif, penelitian ini menawarkan strategi yang dapat diterapkan untuk menangani dan mencegah kekerasan berbasis gender di Indonesia secara efektif. Temuan ini penting untuk pengembangan program Power to You(th), Generation Gender, dan Right Here Right Now (RHRN) oleh Yayasan Gemilang Sehat Indonesia.