Pada tahun 2020, Rutgers Indonesia bersama Yayasan SAPA dan Rutgers Indonesia melakukan riset dan menemukan terdapat enam persoalan hak seksual dan kesehatan reproduksi orang muda di kabupaten Indramayu, yaitu; a) Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan Aborsi Tidak Aman, b) Pernikahan Anak, tingginya jumlah stunting dan resiko kematian Ibu dan Bayi serta hilangnya Identitas sebagai warga negara c) Rendahnya pendidikan anak muda d) HIV/AIDS pada remaja, e) Kekerasan terhadap remaja dan f) Perempuan muda pekerja Migran; Pemaksaan pemakaian Kontrasepsi, kekerasan seksual dan Pemalsuan Identitas. Dari berbagai persoalan HSKR yang dihadapi tersebut beberapa lembaga layanan mencoba mengatasinya dengan memberikan layanan edukasi maupun pendampingan yang disediakan baik oleh pemerintah, masyarakat dan Institusi pendidikan.
Namun dari hasil ansit tersebut masih ditemukan layanan yang tidak tersedia untuk orang muda yang mengalami persoalan pemaksaan kontrasepsi terhadap perempuan muda pekerja migran, sedangkan untuk korban kekerasan seksual yaitu tidak tersedia layanan aborsi aman dan juga layanan untuk mengakses administrasi kependudukan. Untuk mengatasi berbagai persoalan di atas Yayasan SAPA mengembangkan Pusat Layanan Komunitas (PLK) di dua desa dan dua perguruan tinggi di Kabupaten Indramayu. Tujuan dari pembentukan PLK sebagai pusat informasi, komunikasi dan pendampingan bagi orang muda tentang hak seksual dan kesehatan reproduksi. Dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran awal (baseline) tentang situasi hak seksual dan kesehatan reproduksi orang muda dilokasi program maka dilakukan Community Based Monitoring (CBM) tentang akses orang muda di Kabupaten Indramayu terhadap informasi dan layanan hak seksual dan kesehatan reproduksi orang muda.