Kamu dan hampir semua orang di muka bumi pasti berharap bisa menjalani hidup yang sehat, bahagia, dan panjang. Namun, faktanya, banyak remaja yang harus pamit ke alam sebelah terlalu dini. Malah, jutaan remaja.
Menurut data yang baru banget dilepas oleh Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO, lebih dari 1,2 juta remaja usia 10-19 tahun meninggal dunia setiap tahunnya. Artinya, setiap hari sebanyak tiga ribu remaja meninggal. Kebanyakan meninggal karena penyebab yang harusnya bisa dihindari.
Tapi, dari sekian banyak hal yang menyebabkan kematian remaja, mana yang paling banyak menyebabkan kematian?
Kecelakaan Lalu Lintas
Sepanjang tahun 2015, sebanyak 115 ribu anak muda meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Kebanyakan remaja yang meninggal di jalan ini adalah pengguna jalan yang lebih rentan, seperti pejalan kaki, pengguna sepeda, atau pengguna sepeda motor. Menariknya, kebanyakan remaja yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas adalah remaja laki-laki.
Beberapa hal yang bikin banyak kecelakaan lalu lintas menelan korban nyawa adalah faktor lain seperti penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang, dan tidak ketatnya penerapan peraturan lalu lintas. Jadi, kalau kamu lihat adik atau tetanggamu mau sahur on the road naik motor pakai peci tapi tanpa helm, ingatkan ya!
Komplikasi Kehamilan
Ada statistik yang ngeri banget: sekitar 11% angka kelahiran di dunia berasal dari ibu/calon ibu yang masih berusia remaja–terutama usia 15-19 tahun. Enggak mengejutkan kalau komplikasi kehamilan dan melahirkan adalah penyebab kematian tertinggi bagi remaja perempuan.
Sayangnya, kebanyakan remaja perempuan yang mengalami kehamilan–baik karena mereka menikah di usia anak atau karena kehamilan tak diinginkan–tidak bisa mengakses layanan kesehatan yang baik. Alhasil, banyak remaja perempuan meninggal karena macam-macam komplikasi seperti pendarahan, sepsis, bahkan karena penghentian kehamilan yang tidak aman.
Infeksi Paru-Paru
Baik bagi remaja perempuan maupun laki-laki, infeksi paru-paru adalah salah satu penyebab kematian tertinggi. Perempuan berusia 10-14 tahun paling rentan terhadap infeksi paru-paru, sementara kondisi ini adalah penyebab kematian tertinggi ketiga bagi laki-laki di rentang usia sama.
Seringkali, infeksi paru-paru menelan korban di keluarga menengah ke bawah. Terutama, di rumah yang memasak menggunakan api bakar atau kompor yang tidak aman. Ketika remaja menghisap asap atau gas hasil masak yang beracun secara rutin, lama kelamaan paru-paru mereka akan rusak.
Kekerasan Antarpribadi
Bagi remaja laki-laki berusia 15-19 tahun, kekerasan antarpribadi adalah salah satu penyebab kematian tertinggi–terutama di negara-negara dengan ekonomi menengah ke bawah. Ada banyak banget jenis kekerasan antarpribadi yang dapat menyebabkan kematian. Mulai dari pembunuhan, tawuran atau bentrok antarwarga, hingga kekerasan seksual dan penyiksaan.
Bunuh Diri
Ya, sayangnya benar. Penyebab kematian ketiga paling tinggi di kalangan anak muda usia 15-19 tahun adalah bunuh diri. Tidak heran juga kalau data WHO menunjukkan bahwa depresi adalah salah satu penyebab penyakit dan disabilitas tertinggi di seluruh dunia, terutama bagi remaja.
Semuanya ada hubungannya dengan lingkungan di sekitar remaja. Menurut temuan WHO, kebanyakan kasus bunuh diri remaja terjadi pada remaja yang telah mengalami kekerasan, merasa terinjak harga dirinya, merasa dipermalukan, dan seringkali juga tinggal di keluarga yang termasuk kurang sejahtera.
HIV & AIDS
Saat ini, lebih dari 2 juta remaja di seluruh dunia hidup dengan virus HIV di tubuhnya. Kabar baiknya, angka kematian karena HIV sudah turun drastis sejak tingkat tertinggi di tahun 2006. Tapi, HIV masih menjadi musuh yang menakutkan bagi anak muda, terutama di daerah-daerah kurang sejahtera di mana masyarakat melakukan perilaku seksual berisiko dan enggak mengakses kontrasepsi.
Infeksi Lainnya
Remaja belum sepenuhnya aman dari infeksi–baik infeksi paru-paru yang secara khusus menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia maupun infeksi lainnya seperti diare dan meningitis. Baik karena faktor lingkungan maupun karena kurangnya akses masyarakat terhadap vaksin, masih banyak banget remaja di dunia yang meninggal karena diare dan meningitis setiap tahunnya, terutama di negara-negara kurang sejahtera.
Meski hidup-mati seseorang hanya ada di tangan Tuhan namun kalau diperhatikan baik-baik, hampir semua penyebab kematian remaja yang kami tulis di atas sebenarnya bisa dicegah dengan akses kesehatan yang lebih baik, sikap yang lebih positif dari anak muda, dan bertambahnya pengetahuan anak muda tentang hidupnya sendiri.
Ambil contoh salah satu penyebab kematian tertinggi, HIV. Jika mayoritas anak muda di dunia menghindari perilaku seks berisiko dan menggunakan kondom jika mereka memang tetap ingin berhubungan seks, angka HIV dan infeksi menular seksual lainnya pasti bakal turun drastis.
Perubahan yang luar biasa itu dimulai dari satu langkah yang sederhana. Gampang-gampang susah, sih. Tapi, harus bisa dilakukan!