Halo, SobatASK!
Pernah mendengar istilah child grooming?
Child grooming adalah situasi di mana orang dewasa, mencoba mendekati dan membangun hubungan khusus dengan anak-anak atau remaja. Pelakunya nggak selalu orang asing, SobatASK! Bisa aja seseorang yang sering kita temui, seperti guru, pelatih, atau bahkan keluarga. Biasanya, mereka sengaja membuat anak dan remaja merasa nyaman dan terikat secara emosional contohnya lewat perhatian dan obrolan yang kelihatannya tulus, mereka bisa bikin anak-anak jadi tergantung dan merasa pelaku ini benar-benar si pengertian. Pelaku juga menampakan sikap-sikap yang kelihatan baik banget, seperti suka memberi perhatian lebih, selalu ada buat ngobrol, atau memberikan kamu hadiah.
Nah, di dunia digital, child grooming juga marak terjadi. Misalnya, lewat media sosial atau game online. Pelaku memulai aksinya dengan sering memberikan “like” atau komentar yang manis, mulai mengirimkan pesan, sampai ketika rasanya sudah lebih akrab, mereka akan minta info pribadi seperti nomor telepon atau akun media sosial lainnya. Tak jarang, pelaku menggunakan foto profil palsu biar terlihat lebih menarik atau biar nggak gampang dikenali identitas aslinya. Kalau ada yang mulai minta info pribadi kayak alamat, sekolah, atau bahkan foto-foto pribadi, itu udah alarm besar, SobatASK! Jangan sampai terjebak, ya.
Sepintas, terlihat kayak orang baik pada umumnya, yah? Nah, supaya nggak bingung, ini tahapan child grooming yang mesti kamu ketahui.
Yuk, kita bahas tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan pelaku child grooming biar kamu makin paham dan bisa waspada:
- Menargetkan Korban
Biasanya, pelaku mulai dengan memilih anak-anak atau remaja yang akan menjadi korban
- Membangun Kepercayaan
Pelaku akan berusaha keras buat dapetin kepercayaan targetnya, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, ada perhatian lebih atau hadiah-hadiah yang membuat korban merasa terikat
- Mengisolasi Korban
Pelaku biasanya berusaha membuat korban merasa nyaman, bahkan mencoba mengkondisikan situasi biar si anak jauh dari pengawasan orang tua.
- Memperkenalkan Unsur Seksual
Saat pelau merasa cukup dipercaya, ia mulai memasukkan unsur-unsur seksual ke dalam interaksi dengan korban. Contohnya, bisa dalam bentuk sentuhan atau pembicaraan yang mulai mengarah ke hal-hal yang nggak pantas. Di tahap ini, bisa saja korban sudah mengalami pelecehan secara verbal tetapi tidak menyadarinya.
- Mengontrol Hubungan
Setelah itu, pelaku bakal mulai memegang kendali atas hubungan tersebut dan membuat korban merasa terikat atau tergantung sama mereka, bahkan parahnya, menjauh dari orang tua.
Nah, gimana caranya supaya kita enggak terjebak dalam situasi ini?
Peganglah prinsip bahwa hubungan romantis antara anak dengan orang dewasa bukanlah cinta.
Selain itu, Ini ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan seperti mengedukasi tentang diri tentang batasan khususnya hubungan dengan orang dewasa yang bukan Ibu atau ayah kandung. Kemudian, kamu juga harus bijak dalam berinternet. Hanya gunakan internet untuk hal-hal yang membawa manfaat bagi dirimu. Pastikan kamu berhati-hati dengan orang yang baru saja kamu kenal dan selalu menjaga data-data pribadi kamu, yah. Terakhir, berkomunikasi terbuka dengan orang tua. Ceritakan kepada ayah atau ibu, dengan siapa kamu berteman dan berinteraksi, baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya. Orang tua kamu bisa lebih objektif menilai hubungan yang kamu bangun dengan orang-orang di luar keluarga.
Jadi, Yuk, saling jaga! Dengan memahami bahaya child grooming, kita bisa lebih waspada dan melindungi diri. Bagikan pengetahuan ini ke teman-teman di sekitarmu juga. Semakin banyak yang sadar, semakin aman lingkungan kita dari ancaman yang nggak terlihat.