Sekarang ini sudah banyak orang yang berlomba-lomba ingin menjadi influencer. Kebanyakan dengan iming-iming popularitas dan bahkan pemasukan sampingan. Sudah banyak influencer yang berkiprah di dunia maya dan mendapatkan uang sampingan yang bisa dikatakan ‘lumayan’. Bahkan sudah banyak juga yang menjadikannya sebagai profesi utama.
Lalu kamu sendiri bagaimana? Pernah terpikir pengen jadi influencer? Kamu tahu enggak, salah satu pra-syarat menjadi influencer adalah kamu harus memilih isu atau hal yang benar-benar kamu minati?
Nah, kalau kamu satu dari sekian banyak anak muda yang ingin jadi influencer dan minat kamu adalah terkait pemenuhan dan penghormatan terhadap Hak-hak Asasi Manusia, kamu bisa kok jadi influencer pembela HAM. Mau tahu gimana caranya? Bisa disimak disini ya.
- Minat
Karena ketertarikan atau kepedulian terhadap satu isu atau topik adalah salah satu persyaratan untuk menjadi influencer, minat dan ketertarikan kamu terhadap pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia sudah memenuhi syarat pertama, tuh. Kamu enggak akan bisa jadi influencer yang berpengaruh jika konten yang kamu bagikan enggak sesuai dengan siapa diri kamu yang sebenarnya. Pernah dengar istilah ‘you can’t make it if you fake it‘?
- Bagikan ilmu
Untuk mengundang para audiens ke lingkaran media sosialmu, bagikan cerita menarik dan juga ilmu yang bermanfaat. Menjadi seorang influencer bukan hanya mengunggah foto atau video saja, lho, tapi juga harus konten yang berbobot, yang berguna bagi viewers-nya. Konten-konten yang kamu bagikan bisa berupa informasi terkait HAM untuk mengedukasi masyarakat yang belum sepenuhnya paham, atau mengajak audiens untuk membahas persoalan-persoalan HAM di Indonesia.
- Konsisten
Konsistensi adalah kunci. Jika kamu ingin menjadi influencer, konsistenlah dalam mengunggah konten. Jika jarang upload, pastinya kamu akan kalah dengan saingan-sainganmu yang sering upload. Pikirkan dengan matang sebelum membuat konten. Buatlah planner yang berisi tema-tema yang akan kamu unggah ke media sosial.
- Perluas Networking
Untuk memulai menjadi influencer pembela HAM, kamu bisa mulai berinteraksi dengan organisasi yang khusus bergerak di isu HAM. Hal ini bisa dimulai dengan mencolek (tag) konten kamu ke akun-akun organisasi pembela HAM misalnya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), LBH APIK Jakarta, dan lainnya. Kamu juga bisa mulai membuat network dengan hadir di webinar atau diskusi-diskusi publik terkait HAM yang diselenggarakan oleh organisasi atau instansi terkait. Selain menambah networking, hal ini juga bisa menambah wawasanmu, lho. Kamu juga mulai bisa memilah isu khusus apa terkait HAM yang ingin kamu dalami dan perjuangkan.
- Lindungi diri
Untuk menjadi influencer pembela HAM, kamu wajib mengetahui cara untuk melindungi diri, misalnya enggak membagikan informasi keberadaanmu secara fisik di sosial media. Kamu bisa mempelajari teknik-teknik perlindungan diri dari berbagai sumber untuk memastikan keamananmu.
Menjadi influencer pembela HAM walaupun merupakan tindakan yang sangat membanggakan, namun memang bukannya tanpa risiko dan konsekuensi. Tapi jangan biarkan hal ini mengubur keinginanmu untuk menjadi influencer pembela HAM ya.