SobatASK,
Kamu pernah dengar tentang kanker serviks, belum? Nah, kanker ini nggak main-main loh. Penyakit ini penting banget buat kita pahami, terutama buat kamu yang sudah remaja dan bakal memasuki usia dewasa nanti.
Yuk, kita bahas lebih dalam
Apa Itu Kanker Serviks?
Kanker serviks adalah jenis kanker yang tumbuh di bagian leher rahim, yaitu bagian rahim yang terhubung ke vagina. Fungsinya penting, lho! Leher rahim ini membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual, dan juga melindungi rahim dari bakteri atau benda asing dari luar.
Masalahnya, kalau ada sel-sel di leher rahim yang berkembang nggak normal, bisa memicu kanker. Salah satu penyebab utamanya adalah infeksi virus HPV (human papillomavirus). Virus ini bisa menyebabkan sel-sel tadi berkembang jadi tumor, dan kalau tumornya ganas, muncullah kanker serviks.
Fakta mengejutkan, kanker serviks adalah jenis kanker kedua paling banyak di Indonesia setelah kanker payudara! Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sekitar angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia pada 2020 mencapai 21.000 kasus. Angka yang besar banget yah, sobatASK!
Tiap tahunnya, sekitar 15.000 perempuan di Indonesia didiagnosis kanker serviks. Yang bikin sedih, banyak yang baru tahu mereka terkena kanker ini setelah kondisinya sudah parah, karena kanker serviks jarang banget menunjukkan gejala di tahap awal. Sayangnya, di Indonesia, pap smear belum jadi kebiasaan rutin buat banyak perempuan. Padahal, semakin cepat kanker serviks dideteksi, semakin besar kemungkinan buat sembuh, lho!
Jenis kanker serviks itu ada dua, nih, SobatASK:
- Karsinoma sel skuamosa (KSS)
KSS adalah jenis kanker serviks yang paling sering ditemukan. Kanker ini muncul dari sel-sel skuamosa yang melapisi bagian luar leher rahim.
- Adenokarsinoma
Adenokarsinoma terjadi di sel kelenjar pada saluran leher rahim.
Walaupun jarang, kedua jenis kanker ini bisa muncul bersamaan. Kanker serviks juga bisa tumbuh dari sel-sel lain di leher rahim selain sel skuamosa atau sel kelenjar, tapi kasusnya sangat langka.
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel di leher rahim yang tadinya sehat berubah atau bermutasi. Akibatnya, sel-sel ini tumbuh nggak normal dan nggak terkendali, lalu bisa jadi sel kanker.
Walaupun penyebab pasti mutasi gen ini belum diketahui, yang jelas, infeksi virus HPV (human papillomavirus) sering dikaitkan sama kondisi ini. Virus HPV bisa menular lewat hubungan seksual, terutama kalau seseorang punya banyak pasangan.
Ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kanker serviks, nih, SobatASK:
- Perilaku seksual yang berisiko
- Nggak pernah vaksin HPV
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena HIV
- Terkena penyakit menular seksual, seperti gonore, sifilis, atau klamidia.
Gejala Kanker Serviks
Di awal, gejala kanker serviks sering kali nggak kelihatan atau sangat samar. Ini bikin banyak perempuan nggak sadar kalau mereka kena kanker serviks, bahkan cenderung mengabaikan bahayanya.
Kebanyakan baru sadar ada yang nggak beres setelah muncul gejala yang jelas, seperti pendarahan atau flek dari vagina. Sayangnya, kalau sudah muncul gejala ini, biasanya kanker sudah masuk stadium lanjut, dan ini bikin angka kematian akibat kanker serviks jadi tinggi.
Gejalanya baru muncul setelah tumor tumbuh dan mulai menekan organ di sekitar. Berikut beberapa gejala yang perlu kamu waspadai:
– Perdarahan diantara waktu menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau setelah menopause.
– Siklus menstruasi nggak teratur atau perdarahan yang lebih berat dan lebih lama dari biasanya.
– Keputihan berubah warna, bau, atau teksturnya, apalagi kalau bercampur dengan darah.
– Nyeri di daerah panggul atau punggung bagian bawah, terutama kalau kanker sudah menyebar.
– Rasa sakit atau nggak nyaman saat berhubungan seksual (dispareunia), terutama kalau kanker sudah masuk tahap lanjut.
– Pada tahap lanjut, kamu mungkin juga akan merasa kelelahan berlebihan atau mengalami penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks tergantung dari seberapa parah kanker dan kondisi kesehatan pasien. Biasanya, dokter akan memilih beberapa tindakan seperti kemoterapi, radioterapi, operasi, atau kombinasi dari semuanya.
Semakin cepat kanker serviks terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh. Makanya, penting banget ni SobatASK buat perempuan rutin skrining kanker serviks mulai dari usia 21 tahun. Sekarang juga ada cara baru untuk deteksi kanker serviks melalui darah haid yang lebih praktis dan mudah dilakukan.
Selain deteksi dini, SobatASK juga bisa mencegah kanker serviks dengan vaksinasi HPV sejak usia 10 tahun. Vaksin ini bisa melindungi kamu dari virus HPV yang jadi penyebab utama kanker serviks.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual (PKRS) sebagai bagian dari pencegahan penyakit
SobatASK, tadi kita sudah belajar salah satu penyakit reproduksi yang ternyata nggak sepele dan bisa terjadi pada siapa saja! Oleh karena itu, kita harus terbuka dengan pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual. Dengan begitu, kita bisa tahu cara menjaga tubuh dan membuat keputusan yang tepat soal kesehatan.
PKRS nggak cuma soal hubungan seksual, tapi juga tentang bagaimana merawat dan melindungi diri, mengenal anatomi tubuh, serta paham risiko dan cara mencegah penyakit menular seksual, termasuk kanker serviks. Harapannya, kita bisa lebih waspada terhadap faktor-faktor risiko yang bisa memicu kanker serviks, seperti infeksi HPV, dan tahu langkah pencegahan seperti vaksinasi dan skrining rutin. Dengan pengetahuan yang cukup, kita bisa menghindari penyakit-penyakit yang berbahaya dan menjaga kesehatan diri secara optimal.
Jadi, nggak ada kata tabu lagi yah untuk belajar kesehatan reproduksi dan seksual!