Pernah gak sih, Sobat Remaja punya pertanyaan tentang seksualitas tapi ngerasa bingung dan malu untuk nanya ke orang lain? Pernah gak, kalian kepo nyari informasi tentang seks dan malah berujung dicap mesum? Hadeh..
Kalau jawabannya pernah dan kalian cukup akrab dengan respons “nanti juga suatu saat tau sendiri”, “urusan orang dewasa itu”, atau yang paling ekstrim “apaan sih, dasar mesum lu!” berarti kalian senasib dengan mimin, hehe. Eits gak sedikit Sobat Remaja yang sebenarnya butuh informasi tentang pendidikan seksual yang menyeluruh, tapi terhalang oleh stigma negatif tentang seks itu sendiri. Yap, pendidikan seks saat ini masih dianggap sebagai hal yang tabu.
Menurut mimin, pemberian label tabu pada pendidikan seks, khususnya untuk remaja dan anak-anak adalah sesuatu yang lumayan jahat. Mimin sih percaya dengan teori Sigmund Freud yang mengatakan bahwa insting seksual manusia tidak dimulai ketika memasuki masa pubertas, melainkan dimulai dari masa kanak-kanak. Kalau Sobat Remaja juga sepakat dengan teori tadi, pasti kalian beranggapan kalau pendidikan seks seharusnya sudah kita terima dari usia kanak-kanak dong? Mengingat berkembangnya insting seksual juga sebaiknya dibekali dengan pengetahuan yang memadai terkait seksualitas dan kemampuan untuk mengolah informasi dengan bijak.
Anggapan bahwa seks adalah urusan orang dewasa yang hanya boleh dibicarakan di ruang private memang masih lekat di kepala banyak orang. Pokoknya, seks dan pendidikan seksual dianggap ‘barang haram’ lah untuk remaja, apalagi anak-anak. Edukasi tentang seks seringkali dianggap sebagai pembenaran akan aktivitas seks bebas. Padahal, salah satu manfaat dari pendidikan seks adalah memberikan gambaran risiko yang bisa ditimbulkan akibat perilaku seks bebas. Seperti bahaya akan infeksi menular seksual (IMS), kehamilan yang tidak diinginkan, dampak negatif terhadap fisik dan psikologis, serta bahaya-bahaya lainnya. Duh, banyak banget ya risikonya..
Edukasi tentang seks adalah hak setiap individu yang harus dipenuhi. Ada 10 hak kesehatan seksual dan reproduksi yang perlu diketahui oleh remaja! Salah satunya,pendidikan seks yang merupakan poin penting dalam program Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR).
Kalau udah mulai bicara tentang hak, berarti kita bicara tentang suatu hal yang mutlak. Remaja harus menerima pendidikan seksual. Titik.
Lalu, apa sih yang membuat pendidikan seksual ini begitu penting? Kenapa sebaiknya kita tidak memandang pendidikan seksual sebagi hal yang tabu? Mimin udah rangkum nih, beberapa alasan mengapa kita sebaiknya perlu mengetahui pendidikan seks menurut Dr. V. Chandra Mouli, ahli dibidang kesehatan seksual dan reproduksi dewasa dariWorld Health Organization (WHO).
- Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman
Pengetahuan dan pemahaman akan seks bisa didapatkan dari penyediaan informasi yang sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan kondisi remaja. Saat ini, kebanyakan Sobat Remaja mencari informasi tentang seks melalui teman, buku, majalah, film, dan internet. Mimin yakin deh, pasti banyak dari kalian yang cari-cari info tentang seksualitas melalui internet. Sobat remaja harus tetap berhati-hati dan pilih-pilih dalam mencari informasi, ya. Kenapa? karena gak semua informasi dari internet, apalagi tentang seks bernilai edukatif untuk remaja.
- Mendorong Kesadaran Diri dan Sikap yang Adil
Sobat Remaja yang menerima pendidikan seks akan lebih mengenal tubuhnya dan mempunyai kesadaran diri yang lebih baik. Kesadaran diri bisa membantu remaja untuk lebih memahami setiap perasaan yang timbul sebagai akibat dari suatu hal. Misalnya, remaja bisa lebih memahami cara memperlakukan orang lain dengan lebih baik. Harapannya, segala bentuk kekerasan maupun pelecehan seksual dalam pergaulan remaja bisa dihindari.
- Membangun Keterampilan Sosial untuk Menentukan Pilihan
Mimin sadari keterampilan untuk menentukan pilihan ini penting banget di tengah kondisi sosial kita yang kadang suka terpengaruh mengikuti trend. Lagi trendnya aplikasi TikT*k, semua orang main TikT*k, pas lagi trendnya pake baju motif permainan catur semua beli baju motif yang sama, , lagi musim skin care tertentu – pada berbondong-bondong antre di depan toko, lagi musim sepeda – semua pingin punya sepeda Khusus yang ini, mimin apresiasi sih. Tapi, Sobat Remaja juga musti bisa mengukur kantong ya sehingga kalian bisa menentukan pilihan dengan bijak pastinyaa 🙂
Balik lagi ke topik, intinya sih mimin berharap semoga apapun yang menjadi pilihan Sobat Remaja merupakan pilihan sadar diri sendiri. Bukan pilihan atas dasar keterpaksaan, atau bahkan pilihan yang dipilihkan lingkungan sosial terhadap diri kita, yang mungkin sebenarnya bukan pilihan yang terbaik. Sobat Remaja harus tegas dan berani menentukan pilihan yang terbaik untuk diri sendiri. Berani keluar dari hubungan yang toxic, berani menolak ajakan hubungan seksual jika kamu tidak menginginkannya, berani bersuara jika ada yang melakukan cat-calling, atau berani berbicara tentang edukasi seks dikala masih ada stigma buruk terhadap hal tersebut. menurut mimin, semua itu adalah keberanian-keberanian yang baik.
Dari tiga poin di atas, mimin mengambil kesimpulan kalau edukasi seksual bukan hanya bermanfaat untuk diri sendiri, melainkan juga orang lain di sekitar kita., Edukasi tentang seks juga bisa memberi pengaruh positif secara psikis untuk kehidupan sosial remaja. Sobat remaja bisa meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah di kehidupan sehari-hari, lebih berempati dengan lingkungan sekitar, dan mempunyai sikap positif untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik. Wah, banyak banget ya manfaatnya.
Nah, teman-teman, sepertinya kita sepakat ya kalau pendidikan seksual itu sama sekali bukan sesuatu yang negatif. Justru, melanggengkan stigma buruk terhadap pendidikan seks akan menyulitkan remaja untuk mendapatkan edukasi seksual yang layak. Buat Sobat Remaja yang punya pertanyaan seputar pendidikan seks dan perkembangan mental remaja tapi masih malu-malu mau nanya ke teman atau orang tua di rumah, kalian bisa juga loh ngobrol dengan kakak-kakak konselor dari Sobat ASK di https://sobatask.id/servis/ Yuk, mulai edukasi diri kita dan mulai bicara tentang pendidikan seks. Let’s break the taboo!
Penulis : Naili Rahmah
Editor : Restri Rahmawati & Mery Dewi S.H
Glosarium
Empati : keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain;
Seks : 1. jenis kelamin; 2. hal yang berhubungan dengan alat kelamin
Seksual : 1. berkenaan dengan seks (jenis kelamin); 2. berkenaan dengan perkara persetubuhan antara laki-laki dan perempuan
Tabu : yang dianggap suci (tidak boleh disentuh, diucapkan, dan sebagainya); pantangan; larangan;
Stigma : ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya;
Psikoanalisis : cara untuk mendapatkan secara terperinci pengalaman emosional yang dapat menjadi sumber atau sebab gangguan jiwa dan represinya
HKSR : Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi
IMS : Infeksi Menular Seksual
Cat calling : Bersiul, berteriak, atau memberi komentar bersifat seksual pada perempuan yang lewat.
Sumber
Goleman, D., 2001. Emotional Intelligence. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Freud, Sigmund. Cetakan tahun 2019. Tree Contributions to The Theory of Sex. Jogjakarta. Immortal Publishing dan Octopus.
TedxTalks : Why we shouldn’t shy away from sexual education oleh Dr. V. Chandra-Mouli. https://www.youtube.com/watch?v=-7V9S9wdLfc&t=386s
Rinta, Leavio. 2015. Pendidikan Seksual dalam Membentuk Perilaku Seksual Positif pada Remaja dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Psikologi Remaja. Jurnal Ketahanan Nasional. 21 (3) : 163-174.
https://en.unesco.org/news/why-comprehensive-sexuality-education-important