Apakah kamu pernah dengar istilah Self-sabotage?
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, memang nggak selamanya kamu akan berada dalam kondisi perasaan yang bahagia. Hari ini mungkin kamu kelelahan dengan aktivitas sekolah tetapi hari esok kamu seketika sudah bersemangat lagi untuk menyapa teman-temanmu. Emosi yang bergejolak pada masa remaja merupakan hal yang wajar terjadi. Apalagi, di tahap ini kamu juga sedang mencari jati diri. Jadi, wajar saja kalau sesekali merasa galau.
Akan tetapi, mood yang nggak baik jangan sampai membawamu pada perilaku self-sabotage. Ada kah dari kamu yang sudah pernah mendengar istilah ini?
Yuk, kita pelajari!
Self-sabotage adalah perilaku atau pikiran negatif yang seringkali kita lakukan yang dapat menghalangi kita mencapai tujuan yang ingin dicapai. Perilaku self-sabotage ini nggak hanya merugikan tetapi dapat merusak masa depanmu juga. Perilaku ini dapat berupa menunda-nunda, meragukan diri sendiri, atau pemikiran negatif yang mengikis kepercayaan diri kita, hingga menyiksa diri sendiri seperti sengaja menunda makan, menggunakan narkoba, meminum alkohol, dan tindakan yang bersifat destruktif lainnya.
Ada beberapa faktor yang memicu remaja melakukan ini.
Pertama, kurangnya pemahaman tentang risiko self-sabotage dan dampak jangka panjangnya. Remaja mungkin tidak menyadari bahwa perilaku ini dapat merusak masa depan. Kedua, masalah emosional. Merasa cemas dan stres adalah masalah umum di kalangan remaja tetapi kamu harus mengetahui cara mengelola emosi dengan benar sehingga kamu bisa keluar dari masalahmu tanpa menambah masalah baru. Terakhir, tekanan sosial. Tekanan eksternal dari keluarga, teman, media sosial media memang menjadi beban tersendiri yah rasanya.
Nah, setelah tau arti dan penyebab self-sabotage, sekarang kita pahami yuk bagaimana menghindarinya.
Walaupun terdengar klise, mencintai diri sendiri ini nggak main-main loh dampaknya. Misalnya, kamu sedang merasa stres dan tertekan, jika kamu memiliki rasa mencintai diri yang kuat, tentunya kamu akan mencoba menyalurkan beban di dadamu dengan cara-cara yang berdampak positif seperti membaca buku, mandi air hangat, minum teh hangat, meditasi, dan lain-lain. Dengan cara yang baik, tentu hasilnya juga akan baik yah. Bayangkan jika kamu justru memilih cara yang merugikan seperti nggak mau makan seharian, justru akan menambah penyakit dan masalah baru ke depannya.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelola perasaan diri sendiri. Keterampilan ini sangat dibutuhkan untuk memastikan apapun yang kamu lakukan nggak didasarkan oleh emosi negatif. Misalnya, ketika sesuatu yang buruk sedang menimpamu, wajar saja jika merasakan perasaan negatif. Akan tetapi, kamu perlu mengenali perasaan tersebut, apakah kamu merasa marah, sedih, kesal, dan sebagainya. Setelah mengenali perasaanmu, kamu bisa memilih cara yang baik untuk menyalurkan emosi negatif tersebut agar kamu bisa merasa lebih baik.
SobatASK, self-sabotage adalah tindakan yang dapat merusak masa depanmu. Namun, dengan kesadaran dan komitmen, kamu dapat menghentikan self-sabotage dan mulai mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri adalah tentang merayakan keunikan dan potensi pribadi, serta merawat diri dengan baik. Belajar mencintai diri dan menjauhi perilaku self-sabotage adalah pelajaran seumur hidup, jadi kamu jangan berhenti mencoba ya!