Nama saya Esty Prihatini, namun orang-orang terdekat saya biasa memanggil saya Esty atau Bidan Esty. Saya berusia 42 tahun dan saat ini bertempat tinggal di Dusun Al-Abror, Desa Jakem Timur, Kecamatan Lembar. Sehari-harinya saya bertugas sebagai bidan untuk Puskesmas Jakem (Jembatan Kembar).
Saya sudah mengenal Program Yes I Do dari tahun 2017 dan sangat senang sekali dengan adanya program ini. Salah satu kegiatan di program Yes I Do yang mendukung kerja saya di Puskesmas adalah kegiatan yang terkait Posyandu Remaja atau biasanya orang-orang bilangnya Posrem. Setiap bulannya saya melaksanakan kegiatan Posrem, dimana dalam pelaksanaannya saya bekerja sama dengan para remaja di Lembar Selatan untuk menyusun jadwal yang tepat, biar banyak remaja yang bisa dateng.
Memang Posrem merupakan salah satu kewajiban yang saya harus jalankan sebagai salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas, namun secara pribadi saya sangat senang untuk bisa berkumpul dengan para remaja di desa, saya merasa ‘lengkap’ gitu kalau bisa memberikan pengetahuan yang saya punya kepada remaja, apalagi yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi (kespro). Materi ini kespro ini tuh sangat berguna bagi kondisi remaja di desa kami yang masih banyak kasus-kasus pernikahan di usia anak atau remaja.
Saya merasa bahwa dengan adanya kegiatan Posrem ini, remaja di desa kami sudah lebih terbuka gitu dan ndak malu lagi untuk bertanya tentang kondisi kesehatannya. Di dusun tempat adanya Posrem ini, yang saya tau sejauh ini ndak ada kasus perkawinan anaknya. Nah, tapi selama saya ngadain Posrem ini atau dampingi lah istilahnya gitu, masih banyak masalahnya apalagi remaja yang dateng itu kadangan masih dikit, trus kadangan cuacanya gak bagus jadi harus dibatalin abis itu di harus dijadwalin ulang Posremnya.
Kadangan juga alat penyuluhan kita itu minim jadi susah untuk ngejelasinnya kepada para remaja ini. Tapi saya masih semangat untuk terus lah mendampingi kegiatan Posrem ini biar makin rutin diadainnya. Biasanya sih kita ngadain Posrem itu di hari Minggu sore, biar ndak ganggu jadwal anak-anak sekolah.
Perubahan yang paling saya rasakan adalah adanya antusias para remaja dalam mengikuti kegiatan Posrem di desa. Sebelumnya memang kegiatan yang melibatkan remaja cukup jarang dilaksanakan di tingkat desa. Namun setelah adanya kegiatan posyandu remaja di dusun dan pemberian materi-materi tentang kesehatan reproduksi remaja, terlihat remaja aktif mengikuti kegiatan posyandu remaja dan juga cukup aktif dalam bertanya kepada bidan terkait permasalahan kesehatan yang dihadapinya.
Sebelum adanya Posrem, saya hanya bertugas sebagai bidan yang melayani ibu hamil dan memberikan Konseling KIA kepada ibu-ibu. Namun sejak adanya program YID, saya ditunjuk untuk bertanggung jawab terhadap kegiatan Posrem dan program ini merupakan pengalaman pertama saya bekerja bersama remaja. Selama kegiatan Posrem berlangsung, sebagian besar pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan terkait menstruasi seperti nyeri haid dan anemia.
Memang belum pernah ada remaja yang mengajukan pertanyaan yang “aneh” atau “unik” lah gitu atau sampai membuat saya kaget. Namun dengan seringnya pertanyaan seputar menstruasi ini diajukan, saya jadi semakin semangat menyebarkan informasi seputar menstruasi apalagi peserta Posrem 80% nya adalah remaja putri. Minimal remaja putri yang telah mengalami menstruasi tahu dan paham cara menjaga kebersihan diri. Dengan kemajuan positif ini, diharapkan kegiatan Posrem ini bisa lebih maju dan memberikan inovasi-inovasi yang bisa tetap menarik minat remaja dalam mengikuti program ini.
Find more stories on Rutgers Indonesia social media:
Instagram: @www.gemilangsehat.org
Twitter: @RutgersID
YouTube: Rutgers Indonesia