Sekitar 80% laki-laki dewasa dan remaja di dunia akan menjadi ayah selama masa hidupnya. Perilaku yang mereka jalankan dan perlihatkan pada anak-anak mereka dapat berdampak baik pada tumbuh kembang anak-anak. Gambaran tersebut dipaparkan dalam laporan studi yang dilakukan oleh gerakan kampanye global pelibatan laki-laki untuk kesetaraan gender, MenCare. Laporan “State of The World’s Fathers: Time for Action” menyajikan fakta dan data bagaimana kontribusi laki-laki di keluarga dalam mengasuh dan merawat anak. Data menunjukkan bahwa perempuan masih mengalokasikan waktu tiga kali lebih banyak dibandingkan laki-laki untuk merawat anak dan rumah.
Padahal, kerja sama antara Ayah dan Ibu untuk mengalokasikan waktu yang seimbang dalam merawat rumah dan anak sejak dini dapat membuahkan dampak positif pada pertumbuhan anak, terutama dalam aspek perkembangan fisik, kognitif, emosi dan sosial anak.
Ketika anak-anak mengalami atau menyaksikan kekerasan, mereka akan memiliki kecenderungan untuk menjadi pelaku kekerasan ketika tumbuh dewasa. Setiap tahun, sebanyak 133 hingga 275 juta anak-anak menyaksikan berbagai bentuk kekerasan di rumahnya. Laki-laki yang mengalami kekerasan di masa kecilnya, 2,5 kali lebih rentan untuk melakukan kekerasan ketika dewasa. Kekerasan dalam lingkup domestik tersebut bisa melahirkan siklus kekerasan. Ditambah dengan situasi mengkhawatirkan, bahwa satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya.
Laporan lebih lengkap terkait peran laki-laki dalam pengasuhan anak dapat dibaca di “State of The World’s Fathers: Time for Action” (Situasi yang Dialami Para Ayah Sedunia: Saatnya Bertindak) yang baru saja diterbitkan oleh gerakan kampanye global MenCare (Laki-Laki Peduli). Klik di sini untuk unduh laporannya.
#WorldFathers #LakiLakiPeduli