Saatnya Pendidikan Seksualitas Komprehensif untuk Masa Depan Anak
Jakarta (11/06) – Pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi komprehensif penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Berbagai kasus kekerasan seksual pada anak membuat kesadaran orang tua untuk melindungi anaknya dengan pendidikan seksualitas komprehensif terus meningkat. Data Komnas Anak menunjukkan jumlah pengaduan kekerasan pada anak sebanyak 3.023 kasus pada 2013, meningkat 60% dari 2012 sebanyak 1.383 kasus. Secara spesifik, 58%-nya adalah kekerasan seksual. Tak cukup sampai disitu, data BKKBN menunjukkan bahwa dari 2,4 juta aborsi pada tahun 2012, 1/3-nya dilakukan oleh remaja.
Rutgers WPF Indonesia sejak 2007 telah mengembangkan berbagai modul pendidikan seksualitas untuk anak dari berbagai usia mulai dari TK, SMP, SMA, hingga SLB dan Lapas dengan melibatkan institusi-institusi pendidikan dan organisasi kemasyarakatan. Hingga saat ini kami terus berinovasi untuk memperluas akses pendidikan seksualitas yang komprehensif.
“Saat ini kami sedang menyelenggarakan pelatihan penyegaran bersama guru yang telah kami latih untuk menjadi pengajar pada 9 – 12 Juni 2014. Berbagai temuan di lapangan menunjukan, kasus-kasus kekerasan seksual, infeksi menular seksual, dan aborsi tidak aman membuat penerapan pendidikan seksualitas sejak dini menjadi semakin mendesak. Pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi yang komprehensif yang kami kembangkan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri anak agar bisa melindungi diri sendiri dan orang orang di dekatnya,” tandas Monique Soesman, Country Representative
Rutgers WPF Indonesia.Rutgers WPF Indonesia telah mengembangkan berbagai modul pendidikan seksualitas yang ramah dan sesuai dengan kapasitas anak, mulai modul “Aku dan Kamu” untuk TK, untuk SMP kami telah mengembangkan modul “SETARA – Semangat Masa Remaja”, untuk SMA kami mengembangkan “DAKU! – Dunia Remajaku Seru!”. Tapi tidak hanya itu. Kami juga mengembangkan modul untuk anak lapas “SERU – Sumber Edukasi Masa Remajaku”, dan “Maju” dan “Langkah Pastiku” untuk anak Sekolah Luar Biasa dengan difabilitas penglihatan dan pendengaran. Modul-modul seperti ini telah diadaptasi oleh berbagai lembaga pendidikan di lebih dari 10 provinsi di Indonesia dan akan terus menerus diperluas jangkauannya.
“Kelebihan modul kami adalah pendekatan yang berbasis hak atas diri, proses pembuatan modul pun dilakukan cukup lama dan partisipatif karena melibatkan guru, diuji coba kepada murid, dan ahli pendidikan. Sehingga modul ini sangat ramah terhadap anak dan hasil yang kami harapkan adalah anak menjadi subjek perubahan, bukan sekedar objek yang harus dilindungi. Ketika mereka sadar akan haknya, mereka akan menjadi aktor anti kekerasan karena pendidikan seksualitas yang kami tawarkan berbasis pada penghargaan tubuh sendiri dan tubuh orang lain,” tegas Monique Soesman.
Tentang Rutgers WPF Indonesia
Rutgers WPF Indonesia adalah organisasi nirlaba yang bekerja untuk kesehatan reproduksi, seksualitas, dan hak asasi manusia. Kami mengembangkan berbagai program mengelola pendidikan seksualitas yang diimplementasikan bersama mitra lokal di Indonesia. Saat ini Rutgers WPF Indonesia bekerja dengan lebih dari 18 mitra di 10 provinsi di Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kontak:
Rinaldi Ridwan – 0813 1141 3096 rinaldi@rutgerswpfindo.org
Facebook: Rutgers WPF Indonesia
Twitter: @rutgerswpfindo