A. Latar Belakang
Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI), sebelumnya dikenal sebagai Rutgers Indonesia, adalah organisasi yang percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan. Bekerja sama dengan mitra dan individu yang memiliki visi yang sama, YGSI bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang bebas dari segala bentuk kekerasan, dengan non-diskriminasi dan kesetaraan dalam pemenuhan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi. Saat ini YGSI mengimplementasikan tiga program, yakni Generation Gender (Gen G), RHRN 2 dan Power to You(th) untuk meningkatkan kesetaraan gender, pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas, pencegahan perkawinan anak, pencegahan kekerasan berbasis gender dan seksual bersama mitranya. YGSI dan mitra-mitranya adalah organisasi-organisasi yang mendukung pemajuan hak asasi manusia, khususnya hak asasi perempuan dan anak-anak, hak-hak disabilitas, serta organisasi yang dipimpin oleh pemuda dengan keberagamannya.
Sesuai dengan Deklarasi PBB tentang Pembela Hak Asasi Manusia, maka orang-orang yang bekerja untuk isu-isu dalam program YSGI dianggap sebagai pembela hak asasi manusia yang juga memiliki resiko keamanan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kesadaran akan keselamatan dan keamanan serta bagaimana memitigasi risiko keamanan baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari organisasi. Keselamatan dan keamanan yang dimaksud adalah keamanan holistik terdiri dari tiga elemen, yaitu keamanan fisik, psikologis, dan digital. Kegiatan ini secara umum bertujuan untuk membangun kapasitas manajemen perlindungan dan keamanan bagi staf YGSI dan mitra (Gen G, RHRN 2 & PTY), serta orang muda Gen G, baik secara individu maupun organisasi. Hasil yang diharapkan mereka memahami dan melakukan identifikasi awal terkait manajemen perlindungan dan keamanan secara holistik yang akan meminimalisir risiko dan kejadian.
B. Tujuan dan Hasil
- Tujuan dari kegiatan ini adalah:
- Meningkatkan kapasitas staf YGSI, mitra PTY, Gen G, dan orang muda Gen G terkait manajemen perlindungan dan keamanan secara holistik di tingkat individu dan organisasi.
- Menyusun dokumen analisis risiko dan manajemen perlindungan dan keamanan untuk organisasi.
- Hasil dari kegiatan ini adalah:
- Staff YGSI, Mitra PTY, Gen-G, dan orang muda Gen G meningkat kapasitasnya terkait manajemen perlindungan dan keamanan secara holistik di tingkat individu dan organisasi
- Mitra Gen G dan PTY menghasilkan dokumen identifikasi analisis risiko yang akan ditindaklanjuti oleh masing-masing organisasi. – Adanya draft dokumen manajemen perlindungan dan keamanan di YGSI yang merupakan tindak lanjut dari workshop yang sama pada tahun 2022.
C. Gambaran Umum Kegiatan
Membuka iklan untuk mencari mitra teknis yang memiliki keahlian memfasilitasi organisasi, individu pembela HAM terkait manajemen perlindungan dan keamanan secara holistik. Pelatihan Mitra YGSI dan Orang Muda Gen-G :
- Penilaian kebutuhan spesifik dilakukan sebagai dasar mitra teknis untuk merancang pelatihan berdasarkan kebutuhan peserta.
- Persiapan merancang pelatihan, termasuk menyusun kurikulum agenda, dan persiapan teknis lainnya.
- Pelatihan akan dilakukan selama tiga hari dengan susunan agenda berdasarkan kurikulum yang dirancang kemudian.
- Tindak lanjut akan dilakukan dengan mitra teknis untuk mendapatkan masukan dari mitra PTY dan Gen G terkait manajemen perlindungan dan keselamatan di organisasi
- Penulisan laporan, mitra teknis menuliskan laporan kegiatan peningkatan kapasitas ini. Penyusunan Dokumen Manajemen Perlindungan dan Keamanan di YGSI:
- Review dokumen hasil workshop Safety and Security di 2022.
- Penyusunan standar dan prosedur
- Penulisan draf awal Dokumen Manajemen Perlindungan dan Keamanan di YGSI
- Revisi sesuai umpan balik.
- Finalisasi dokumen. D. Kriteria Mitra Teknis
- Memiliki pengalaman, keahlian dan misi untuk mendukung para pembela hak asasi manusia (HAM) melalui program manajemen perlindungan dan keamanan yang holistik.
- Memiliki program-program bagi para pembela HAM untuk membangun kapasitas dalam mengelola perlindungan mereka secara efektif.
- Memiliki upaya memberdayakan para pembela hak asasi manusia (HAM) untuk menjamin keselamatan mereka sendiri.