Banyaknya kasus bullying atau perundungan yang beredar di media massa semakin menjadi-jadi. Dampak yang muncul enggak sebatas luka fisik saja, tapi juga perasaan trauma mendalam yang bisa bertahan lama. Perlakuan bullying bisa menurunkan rasa percaya diri, hingga yang paling parah adalah enggak punya semangat hidup lagi sampai berakhir bunuh diri. Duh, pedih banget!
Aksi bullying ini juga masih banyak ditemui di lingkungan keseharian. Di sekolah misalnya. Sayangnya banyak yang masih enggak sadar kalau dirinya sedang di-bully lewat perkataan bernada negatif. Supaya kamu enggak terjebak perundungan, berikut beberapa kalimat yang termasuk bullying. Jadi, jangan dianggap wajar, ya!
- “Bego banget sih, gitu aja enggak bisa! “
Merasa ragu atas kemampuan diri sendiri itu wajar. Tapi kalau sampai diteriaki dengan kalimat kasar dan merendahkan oleh orang lain, bukannya jadi termotivasi untuk mencoba, justru rasa percaya dirimu jadi anjlog drastis. Itu bullying.
- “Tuhan itu emang adil ya, cewek cantik dari keluarga berada dipasanginnya sama cowok tampang pas-pasan kayak kamu gini… “
Kerap kali para pem-bully, bawa-bawa konsensus yang umum dipakai di masyarakat sebagai justifikasi perundungan verbal yang ia layangkan kepada korban. Jadi, seolah-olah adalah takdir kalau korbannya itu layak dijelek-jelekkan. Ini bullying.
- “Pantesan enggak laku, badan aja kayak gajah bengkak gitu!”
Soal penampilan dan berat badan ini paling sering digunakan sebagai bahan bullying. Sesimpel bilang, “Gendut, lu!”, saja sudah termasuk bullying, lo. Apalagi sampai menganggapnya sebagai penyebab dari kemalangan lain. Ini bullying.
- “Kamu tuh cewek, enggak usah sok-sokan ikut naik gunung lah, entar pingsan repot lagi, ah!”
Nah, ini lagi bawa-bawa gender. Cowok itu harusnya A, B, C; cewek itu enggak bisa X, Y, Z. Jangan mau direndahkan seperti ini ya, guys! Cewek dan cowok itu punya potensi yang sama besarnya, kok. Buktikan kalau kamu memang bisa!
- “Malam minggu di rumah aja? Makanya jangan cupu. Kasian deh, lu~”
Kalimat bernada guyon semacam ini juga bisa masuk kategori bullying kalau dilakukan terus menerus. Jadi kayak menyoraki, merasa senang dengan kemalanganmu dan mencibir supaya kamu makin terpuruk. Ini bullying.
Kalau kamu diteriaki dengan kalimat-kalimat seperti contoh di atas atau semacamnya, ketahuilah bahwa itu adalah perilaku bullying secara verbal dan kamu adalah korbannya. Kalau sudah keterlaluan dan melukai perasaan, jangan ragu untuk melaporkannya ke orang dewasa yang kamu percaya dan kamu anggap nyaman untuk bicara, ya!
Sumber:
https://www.familylives.org.uk/advice/bullying/general-advice/verbal-bullying