Tahun 2015 ini merupakan tahun yang penting bagi kelompok ragam identitas gender dan seksualitas, khususnya bagi remaja LGBTI (lesbian, gay, biseksual, transgender, interseks). Karena pada tahun ini fokus isu yang menjadi tema global IDAHOT adalah terkait remaja LGBTI. Ada pun salah satunya yang dimaksud adalah kerentanan yang tinggi bagi LGBTI untuk mengalami tindak diskriminasi dan kekerasan dimulai pada usia tersebut. Berikut ini adalah fakta-fakta seputar kekerasan terhadap LGBTI.
Sebanyak 37 LBT melaporkan kasus kekerasannya selama tahun 2014. Angka ini jauh lebih sedikit dari realita yang terjadi. Kekerasan terhadap LBT terbanyak dilakukan oleh pihak keluarga, masyarakat, dan negara. (Komnas Perempuan)
Buku hasil penelitian Arus Pelangi Menguak Stigma, Kekerasan & Diskriminasi Pada LGBT di Indonesia: Studi Kasus di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar mencatat data-data berikut:
- Sebanyak 335 responden LGBTI di Jakarta, Yogyakarta & Makassar:
- Sebanyak 299 (89,3%) menyatakan pernah pengalami kekerasan 3 tahun terakhir.
- Jenis kekerasan yang dialami LGBT: psikis (79,1%), fisik (46,3%), ekonomi (26,3%), seksual (45,1%), budaya (63,3%).
- Kekerasan yang dialami responden LGBT justru paling banyak diperoleh dari pihak terdekat mereka, yaitu: Keluarga.
- Cukup banyak dari responden LGBT ditolak saat meminta bantuan kepada pihak lain terkait kekerasan yang dialaminya.
#BebasDariKekerasan
Aliansi Satu Visi