Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

5 Cara Kamu Bisa Enggak Sengaja Seksis

Sebelumnya, SobatASK sudah pernah ngobrol soal seksisme alias diskriminasi yang dilakukan pada orang lain karena jenis kelamin atau gendernya. Setelah membaca-baca soal seksisme, kami harap kita semua bisa sepakat kalau seksisme itu enggak baik.

Tapi, percaya atau enggak, meskipun kita sudah sadar akan bahaya seksisme, kita tetap bisa melakukan seksisme secara enggak sengaja di kehidupan kita sehari-hari. Tanpa kita sadari, berikut ini hal-hal yang termasuk seksis namun tersirat.

 

Nyinyir soal berat badan orang.

Pernah enggak ketemu orang yang sudah lama enggak kamu temui atau mampir ke acara keluarga dan disambut dengan ucapan: “Kamu kok gendutan! Nanti enggak laku, lho.

Ternyata, terus-menerus mengomentari berat badan orang itu juga bisa termasuk seksis, lho. Apalagi kalau kamu atau lawan bicaramu bilang bahwa orang itu harus tambah kurus atau gemuk supaya dia “laku.”

Pertama, kok harus “laku”? Memangnya dia dagangan? Kedua, ada yang salah ya dengan bentuk tubuh mereka? Selama enggak membahayakan kesehatan, enggak ada masalah dong.

 

Memarahi orang karena dia “kayak cewek”.

Bayangkan situasi ini: ada temanmu yang laki-laki baru diputusin/ditolak/diselingkuhi oleh seseorang. Sudah tentu dia galau bukan main. Walhasil, kamu menghardik dia dan bilang, “Jangan galau melulu lo, cowok kok cengeng, kayak cewek aja!”.

Sebentar. “Kayak cewek aja” itu maksudnya gimana? Pertama, aneh banget kalau cengeng itu identik dengan perempuan, karena laki-laki juga bisa galau dan perempuan juga bisa bersikap rasional.

Kedua, kalau kamu bilang “kayak cewek aja”, seolah-olah bersikap “kayak cewek” itu sesuatu yang negatif. Memangnya ada yang salah ya dari cewek?

 

Kamu memberi pujian.

Ternyata pujian nggak selalu positif. Mungkin, kamu sudah pernah mendapat pujian semacam ini. “Gue enggak nyangka, lho, kalau cewek juga bisa!” Atau, “Lo jago juga ya, walaupun lo cewek.” Atau yang nyebelin juga, “Biasanya gue males sama cewek, tapi kok lo asyik ya!”.

Maksud dari ucapan tersebut sebenarnya baik. Tapi, coba dipikir-pikir lagi, deh. Kalau kamu memberi pujian itu ke orang, secara enggak sadar kamu sebenarnya lagi berkata: “Kamu hebat, enggak kayak kebanyakan perempuan. Kebanyakan perempuan itu enggak bisa apa-apa.”

Jadi, hati-hati dengan pujian kayak begini.

 

Bilang perempuan harus lebih rasional.

Saat ada perempuan yang marah atau emosi, dia segera dianggap emosian, gampang baper, atau malah dituduh “lagi PMS.” Enggak butuh waktu lama sebelum omongan klasik itu keluar: “Perempuan memang lebih pakai perasaan, sementara laki-laki lebih rasional.

Dengan asumsi kayak begini, kita seolah-olah meremehkan perasaan perempuan itu hanya karena dia perempuan. Kita berpikir, “Namanya juga cewek, pasti baperan,” padahal siapa tahu dia marah beneran dan dia punya alasan baik untuk marah.

 

Kamu masih menyalahkan korban.

Saat terjadi kasus kekerasan seksual, respon orang sudah pasti akan beragam. Sayangnya, beberapa dari kita masih suka menyalahkan korban–entah secara langsung atau enggak langsung.

Misalnya ada kasus seorang perempuan diperkosa, pernah enggak kamu bilang atau berpikir seperti ini: “Ya semua pihak harus introspeksi juga. Pelakunya memang salah, tapi korban juga memakai baju yang kurang pantas/sopan. Memang kita harus sama-sama menjaga diri.”

Sekilas, ucapan itu terdengar bijak. Namun, sebenarnya ungkapan seperti itu salah kaprah.

Pertama, menghakimi korban itu tidak bijak. Siapa pun pasti mengalami trauma berat saat dia jadi korban kekerasan seksual dan dia enggak butuh dihakimi oleh orang lain yang toh belum tentu paham situasi dia. Kedua, kekerasan seksual itu tidak semata-mata disebabkan oleh pakaian korban.

Banyak banget korban pemerkosaan memakai hijab, burqa, atau pakaian yang menutupi tubuh saat kejadian. Intinya, pelaku yang memutuskan untuk memerkosa, dan kejadian itu adalah sepenuhnya salahnya, bukan salah korban.

 

Yuk, kita belajar lebih bijak dalam kehidupan sehari-hari!

 

6 - Gemilang Sehat

 

 

Sumber:
bustle.com/articles/115512-8-ways-men-dont-realize-they-are-subtly-shaming-women
bustle.com/articles/119429-15-microaggressions-women-face-on-a-daily-basis-because-they-all-add-up-to-an-unequal
everydayfeminism.com/2014/12/everyday-ways-you-may-be-sexist-without-knowing-it/

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.