Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

3 Hal yang Masih Kontroversial soal Pedofilia

Sekarang, kekerasan seksual pada anak sudah dianggap sebagai kejahatan luar biasa oleh pemerintah Indonesia. Bahkan, pemerintah sudah menandatangani Perppu no. 1 tahun 2016 yang menerapkan kebiri sebagai hukuman untuk pelaku kekerasan seksual pada anak.

Sudah jelas kalau kekerasan seksual pada anak adalah momok yang kita anggap serius. Tapi, masih ada beberapa hal yang kontroversial soal persoalan tersebut. Di antaranya adalah hal-hal di bawah ini.

 

Kalau Cuma di Pikiran, Apakah itu Kejahatan?

Istilah yang biasanya dipakai untuk menggambarkan dorongan seksual kepada anak adalah pedofilia. Singkat kata, para pedofil tidak mampu atau lebih memiliki dorongan seksual kepada anak-anak. Definisi ini sudah disepakati semua ahli psikologi dan hukum di dunia. Tapi, satu hal masih mereka perdebatkan: apakah pedofilia itu pelanggaran hukum?

Masalahnya begini. Yang dipermasalahkan oleh hukum itu tindakan pelecehan seksual kepada anak. Tindakan lho, bukan niat. Faktanya, banyak pedofil yang hanya menyimpan hasrat seksualnya dan tidak pernah benar-benar melakukan pelecehan seksual.

Terus, orang-orang ini harus digimanain? Banyak ahli hukum dan psikologi yang berdebat soal ini. Menurut pihak tertentu, niat melecehkan itu sendiri bukan kejahatan yang melanggar hukum. Tapi, perbuatan itu sendiri yang melanggar hukum.

 

Memangnya ada berapa banyak orang yang pedofil?

Enggak tahu. Serius.

Kebanyakan peneliti sepakat bahwa antara 1-2% laki-laki di dunia memiliki hasrat seksual pada anak-anak. Namun, angka itu sendiri sangat sulit dicek kebenarannya. Kenapa? Alasannya sederhana, kebanyakan riset tersebut cuma menghitung angka pelaku pedofilia yang memang melakukan pelecehan seksual dan tertangkap. Terus, pedofil yang TIDAK melakukan pelecehan seksual bagaimana?

Sulit juga untuk mencari tahu mereka ada di mana, jumlahnya berapa, dan apa yang bisa dilakukan untuk membantu mereka. Karena, mereka enggak mau terbuka. Ya iyalah! Kalau mereka berani mengaku ke orang lain, bahkan peneliti sekali pun, mereka berisiko dipermalukan dan ditangkap, walaupun mereka enggak pernah benar-benar melakukan pelecehan seksual.

 

Apa yang harus dilakukan pada pedofil yang TIDAK melakukan pelecehan seksual?

Pertama-tama, kami harus memberitahu bahwa kebanyakan ahli dan psikolog sepakat bahwa pedofilia adalah bentuk penyimpangan seksual. Jadi, jangan anggap bahwa artikel ini mendukung atau mencoba memaklumi dan membela pedofilia.

Namun, cara menanganinya yang berbeda-beda. Negara-negara seperti Inggris, Kanada, dan Jerman secara serius mengelola program terapi dan konseling bagi pedofil yang belum melakukan pelecehan seksual–supaya mereka bisa mengelola hasrat seksualnya, dan tidak pernah melakukan pelecehan sama sekali. Program serupa juga dijalankan untuk mantan pelaku pelecehan seksual, dan sejauh ini sukses besar.

 

Apakah Kebiri itu Efektif?

Nah, enggak semua negara berpikir untuk mencegah dan mengobati seperti Kanada, Inggris dan Jerman. Banyak negara seperti Amerika Serikat, India, dan Indonesia menerapkan hukuman khusus bagi pelaku pelecehan seksual pada anak, yakni kebiri.

Pertama-tama, kebiri yang dimaksud BUKAN memotong alat kelamin laki-laki sepenuhnya. Melainkan, kebiri medis. Pelaku diminta mengikuti terapi dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang bisa menekan hasrat seksualnya.

Namun, seperti yang sudah pernah kami tulis sebelumnya, kebiri medis belum tentu efektif dalam mengurangi angka pedofilia. Pertama, karena kebiri itu mengobati namun tidak mencegah. Kedua, karena banyak pelaku bisa mengakali terapi obat-obatan tersebut.

Baca: “6 Fakta soal Hukuman Kebiri” di sini.

 

Namun, apa pun alasannya, para ahli sepakat bahwa pedofilia bukan tindakan atau hasrat seksual yang wajar. Tentu debatnya panjang (dan mungkin kami akan menuliskannya di lain waktu), namun masih banyak hal yang perlu kita bicarakan secara serius supaya masalah ini bisa ditangani dan tidak mengakar di masyarakat. Yuk, kita sikapi dengan bijak!

 

 

 

Sumber:
theguardian.com/society/2013/jan/03/paedophilia-bringing-dark-desires-light
dont-offend.org/story/76/3876.html
parl.gc.ca/HousePublications/Publication.aspx?DocId=4959361&Language=E&Mode=1
cracked.com/personal-experiences-1658-5-ways-were-making-pedophilia-worse.html
bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/05/160511_indonesia_perppu_reaktif
rappler.com/indonesia/132939-tren-korban-pelaku-kekerasan-seksual-semakin-belia

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.