Sebelumnya, kami sempat mengobrol dengan salah satu staff kami tentang apa yang membuat remaja enggan mampir ke klinik. Tapi, begitu remaja itu berhasil memberanikan diri ke klinik, biasanya keluhan apa yang paling banyak diterima? Menurut narasumber kami yang bekerja lama di bidang layanan ramah remaja, tiga hal ini sering banget ia temui.
Tentang relasi dan kekerasan dalam pacaran.
Salah satu layanan yang paling digandrungi remaja adalah konseling. Banyak remaja mendatangi klinik untuk konseling tentang hubungan atau untuk curhat tentang pengalaman mereka menjadi korban kekerasan dalam pacaran.
Tentu saja, konselor enggak cuma bisa jadi teman curhat untuk kalian yang jadi korban kekerasan dalam pacaran. Konselor bisa membantumu mencari langkah yang tepat untuk menangani situasimu dengan baik, mencari pemecahan masalah bersama, dan membantumu jika kamu mengalami trauma apa pun.
TIPS: Kalau kamu mengalami masalah ini, datang ke klinik terdekat yang menyediakan layanan konseling. Usahakan kamu mendatangi klinik yang ramah remaja karena lebih ahli menangani masalah khusus anak muda dan bahkan kamu bisa meminta konselor yang sebaya denganmu jika lebih nyaman.
Tentang kehamilan tidak diinginkan dan penghentian kehamilan.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), sepanjang tahun 2010-2014 terdapat 32 ribu perempuan yang mengalami kehamilan tak diinginkan. Patut diingat, ini cuma dari angka-angkat yang tercatat, lho.
Sayangnya, di Indonesia belum semua orang mendapat informasi yang tepat dan menyeluruh tentang kesehatan reproduksi. Alhasil banyak banget mitos soal hubungan seks yang masih dipercayai oleh anak muda. Enggak heran kalau banyak anak muda yang panik karena kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak remaja mampir ke klinik karena alasan ini. Entah mereka ingin konsultasi tentang kehamilan mereka atau bahkan ingin melakukan penghentian kehamilan.
TIPS: Kalau kamu ingin konsultasi kesehatan tentang kehamilan, cari klinik yang menyediakan layanan check-up medis atau memiliki dokter spesialis ginekologi. Namun, mengingat kamu mengalami KTD, kamu juga wajib menemui konselor yang bisa membantumu mengurangi rasa bingung dan trauma, dan bisa ditanyai macam-macam soal pilihan yang bisa kamu ambil.
Khusus penghentian kehamilan, ini agak sulit dilakukan. Menurut UU No. 36 tahun 2009 dan PP No. 61 tahun 2014, penghentian kehamilan hanya bisa dilakukan jika terjadi peristiwa darurat medis yang mengancam nyawa calon ibu atau janin, serta bagi perempuan korban pelecehan seksual.
Kalau pun penghentian kehamilan tetap ingin dilakukan, pasien wajib mengikuti konseling dan cek medis terlebih dahulu untuk memastikan bahwa pasien sadar akan konsekuensi tindakannya dan enggak menyesal di kemudian har. Untuk memastikan bahwa kondisi tubuhnya memang oke untuk prosedur penghentian kehamilan. Sebelum dan setelah penghentian kehamilan, pasien wajib bertemu konselor.
Apabila kamu masih muda, usahakan untuk mencari klinik yang ramah remaja karena klinik seperti itu lebih paham persoalan anak muda, lebih berpengalaman menangani isu anak muda, dan enggak akan banyak menghakimimu hanya karena usiamu.
Tentang penularan IMS dan HIV.
Di poin sebelumnya, kami sempat menyebut bahwa pendidikan kesehatan reproduksi di Indonesia belum dinikmati semua orang. Hal tersebut menyebabkan banyak yang mengalami kehamilan tak diinginkan. Ada satu imbas yang juga ngeri dari kurangnya pengetahuan tersebut. Banyak orang–termasuk anak muda–terpapar infeksi menular seksual (IMS). Infeksi gonorrhea, chlamydia, sifilis, dan HIV bisa mampir ke kamu kalau kamu berhubungan seks tanpa menggunakan kondom.
Salah satu keluhan yang paling umum di klinik-klinik ternyata enggak jauh dari persoalan ini. Banyak anak muda takut tertular IMS dan HIV karena mereka bergonta-ganti pasangan dan telah aktif secara seksual. Masuk akal kalau mereka lebih berisiko terpapar IMS. Oleh karena itu, memang lebih baik mereka cek kesehatan sebelum terlambat.
TIPS: Kabar baiknya, bisa dibilang semua klinik kesehatan menyediakan layanan tes infeksi menular seksual. Khusus HIV, kamu perlu mengikuti tes berbeda yang dikenal dengan VCT, yaitu Voluntary Counselling and Testing.
Kamu pernah mengalami keluhan yang kami tulis di atas? Atau ceritamu berbeda? Apa pun keluhanmu, mampir saja ke Direktori Layanan dan Konseling kami.