‘Perawan.’ Kata-kata ini sering banget digunakan untuk menggambarkan sosok perempuan yang masih lugu, suci, dan belum pernah “ngapa-ngapain”. Sejak kecil, perempuan sudah diajarkan untuk menjaga mati-matian keperawanan dan menjadikannya “hadiah” untuk calon pasangannya kelak.
Tapi, ternyata banyak hal yang kita anggap benar tentang keperawanan itu cuma mitos, lho! Misalnya…
“Selaput Dara Cuma Satu Bentuknya”
Ini skenario yang terpikir oleh kebanyakan orang: semua perempuan punya selaput dara, selaput itu menutupi seluruh vagina perempuan, dan ketika perempuan itu berhubungan seksual untuk pertama kalinya, selaput itu akan robek dan keluar darah.
Padahal, enggak selamanya begitu. Lihat gambar di bawah ini.
Semuanya adalah selaput dara yang benar-benar dimiliki perempuan. Ada yang bergerigi, ada yang berlubang, ada yang keriput, ada yang menutupi sebagian vagina, bahkan ada yang hampir tidak ada selaput sama sekali.
Itu karena bentuk selaput dara yang dimiliki masing-masing perempuan memang berbeda-beda. Bahkan, beberapa perempuan terlahir tanpa selaput dara.
“Selaput Dara Cuma Bisa Robek Kalau Berhubungan Seks”
Banyak banget hal yang bisa menyebabkan robeknya selaput dara. Mulai dari menggunakan tampon, aktivitas fisik yang berat seperti olahraga dan bersepeda, cidera, trauma pada bagian selangkangan, hingga pemeriksaan medis ke bagian liang vagina. Kadang, perempuan enggak sadar bahwa selaput daranya sudah robek dan berasumsi bahwa darah yang keluar itu adalah darah menstruasi. Sebaliknya, beberapa perempuan memiliki selaput dara yang begitu elastis, sampai-sampai selaput dara itu belum tentu robek saat ia pertama kali berhubungan seks. Sekali lagi, enggak semua perempuan punya selaput dara yang persis sama.
“Hubungan Seks yang Pertama Kali Pasti Sakit dan Berdarah”
Pertama, soal pendarahan. Sebelumnya, kamu sudah tahu bahwa selaput dara bisa robek dan mengeluarkan darah karena berbagai alasan; mulai dari sekadar naik sepeda, main ballet, dan sejuta alasan random lainnya. Jadi, belum tentu vaginamu akan mengeluarkan darah saat kamu pertama kali berhubungan seks.
Kedua, soal rasa sakit. Secara alamiah, alat kelamin perempuan akan mengeluarkan pelumas ketika ia terangsang. Pelumas ini berfungsi sebagai pelicin agar benda apa pun yang masuk ke dalam liang vagina tidak menyebabkan rasa sakit yang berlebihan. Seringkali, perempuan yang baru pertama kali berhubungan seks merasa sakit karena mereka gugup atau belum siap, sehingga liang vagina mereka tidak mengeluarkan pelumas seperti seharusnya. Jadi, kalau sudah saatnya nanti, jangan terburu-buru! Lakukan ketika kamu memang santai dan siap.
“Kehilangan Keperawanan = Hubungan Seks Pertama”
Sebenarnya, apa definisi ‘perawan’ menurut KBBI?
Salah satunya adalah: ‘belum pernah bersetubuh dengan laki-laki; masih murni (tentang anak perempuan): meskipun umurnya 30 tahun.’
Kata kuncinya di sini adalah ‘belum pernah bersetubuh dengan laki-laki’. Lho, lantas bagaimana dengan teman-teman perempuan yang enggak suka sama laki-laki, misalnya? Oleh karena itu, definisi keperawanan yang ada di masyarakat (dan tertuang di kamus besar bahasa Indonesia) itu sempit. Belum tentu, kehilangan keperawanan itu mengacu pada hubungan seks pertama dengan laki-laki.
“Perawan = Suci”
Ide bahwa perempuan yang perawan = perempuan yang suci itu sesungguhnya bermasalahlho. Artinya perempuan yang enggak perawan sudah enggak suci.
Lho, terus gimana nasib perempuan yang “kehilangan keperawanan” dan “robek” selaput daranya gara-gara dia olahraga? Atau kecelakaan, selangkangannya luka, dan pendarahan? Lebih jauh lagi, bagaimana nasib perempuan yang sejak awal lahir dengan bentuk selaput dara yang berbeda? Masa dia sudah enggak suci sejak lahir?
Makanya, ide bahwa keperawanan itu adalah lambang kesucian perlu kita tanyakan lagi. Karena, ternyata definisi kita soal ‘perawan’ itu sendiri kurang tepat.