[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”DENGAR”]
Kamu mungkin sudah pernah mendengar dua istilah berikut ini: transgender dan cisgender. Singkatnya, seseorang yang transgender memiliki gender yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Misalnya, seorang priawan terlahir dengan alat kelamin perempuan, namun merasa dirinya laki-laki. Sebaliknya, seorang waria lahir dengan alat kelamin laki-laki, namun merasa dirinya perempuan. Sementara itu, seseorang yang cisgender memiliki gender yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
Tapi, bagaimana jika ada opsi ketiga selain transgender dan cisgender? Perkenalkan, gender queer.
1. Mereka adalah Opsi Ketiga
Perhatikan deh hampir semua istilah yang ada hubungannya dengan gender itu selalu punya kebalikannya. Heteroseksual-homoseksual, transgender-cisgender, laki-laki-perempuan.
Queer tidak merasa dirinya laki-laki atau perempuan. Dia tidak merasa dirinya cisgender atau pun transgender. Tapi, dia belum tentu berada di tengah-tengah juga. Seseorang yang queer melepas definisi cis atau transgender yang dianggap terlalu sempit.
2. Mereka Beragam
Seseorang yang merasa dirinya queer punya ekspresi yang beragam. Mereka bisa saja mengkombinasikan aspek dari ciri-ciri gender laki-laki, perempuan, atau identitas lain, istilah yang disebut bigender atau pangender. Mereka bisa saja tidak merasa memiliki gender atau tidak merasa cocok dengan gender apa pun (agender/genderless). Mereka bisa saja merasa gendernya cair dan berubah-ubah seiring berjalannya waktu (gender fluid). Mereka juga bisa saja merasa memiliki gender yang sama sekali berbeda dari definisi umum.
Queer adalah istilah payung yang mencakup dan mempersatukan semua definisi gender berbeda ini.
3. Dulu Istilah Hinaan
Sebenarnya, queer bermula sebagai hinaan. Istilah queer itu sendiri adalah bahasa Inggris yang kurang lebih artinya ‘aneh’ dan ‘tidak wajar’, dan seseorang yang tidak cisgender seringkali dicemooh dengan sebutan queer. Kurang lebih, istilah ini mirip maknanya dengan bencong atau lembeng di Bahasa Indonesia.
Namun, mulai tahun 1980-an, banyak aktivis dan akademisi yang merasa identitas gendernya dipinggirkan mulai merebut kembali istilah queer. Kata yang tadinya berkonotasi hinaan itu mereka jadikan istilah untuk menggambarkan diri mereka sendiri, dan mereka ucapkan dengan bangga. Sejak saat itu, queer tak lagi dimaknai sebagai hinaan terhadap seseorang yang cisgender. Melainkan, sebagai istilah payung untuk siapapun yang merasa dirinya tidak cocok dengan definisi laki-laki-perempuan atau cisgender-transgender.
Masih punya pertanyaan lebih banyak? Tanya saja langsung di kolom komentar atau ngobrol lebih lanjut dengan konselor yang memang ahli dalam bidangnya. Temui mereka di Direktori Layanan kami. 🙂
Sumber:
itspronouncedmetrosexual.com/2013/01/a-comprehensive-list-of-lgbtq-term-definitions
uua.org/lgbtq/identity/queer
internationalspectrum.umich.edu/life/definitions
buzzfeed.com/skarlan/15-responses-to-the-question-what-does-the-word-queer-mean-t?utm_term=.nv5jMv0LZ#.eq9KpOdNa