Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

DARURAT FILISIDA: ANAK INDONESIA HARUS DILINDUNGI!

SobatASK, belakangan ini makin sering nggak sih kita dengar berita tentang orang tua yang tega membunuh anaknya sendiri? Nah, kasus ini punya istilah khusus, namanya filisida. Kata ini berasal dari bahasa Latin, gabungan dari filius (anak laki-laki) dan filia (anak perempuan), plus akhiran -cide yang artinya “membunuh”. Filisida adalah istilah untuk pembunuhan anak oleh orang tua kandung maupun orang tua tiri.

Sepanjang 2024 Saja, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat ada 60 kasus filisida. Angka yang mengerikan, kan, SobatASK? Belum lagi, Kemen PPPA juga mencatat ada 19.626 kasus kekerasan terhadap anak yang masuk ke sistem Simfoni PPA. Dari jumlah itu, 15.240 korban adalah anak perempuan, sedangkan 6.406 lainnya adalah anak laki-laki. Jadi, kekerasan terhadap anak masih jadi masalah besar di Indonesia.

Terus, kenapa sih orang tua bisa sampai melakukan filisida? Banyak faktor yang bikin mereka kehilangan kendali, mulai dari tekanan ekonomi, lingkungan sosial yang toxic, sampai masalah psikologis. Nah, kalau dari sisi psikologis, banyak orang tua yang sebenarnya kurang mampu mengelola emosi. Hidup mereka sudah berat, penuh tekanan, jadi ketika ada masalah bertubi-tubi, ujungnya, mereka melampiaskan kemarahan ke anak mereka sendiri.

SobatASK, bayangkan kalau sejak kecil seseorang tumbuh di lingkungan yang menormalisasi kekerasan. Ada potensi individu tersebut menganggap kekerasan itu wajar dan mungkin mengulang pola yang sama ke anak mereka. Makanya, dalam banyak kasus, filisida terjadi karena orang tua merasa anak adalah “beban”, bukan tanggung jawab. Apalagi kalau kondisi ekonomi sulit dan mereka merasa nggak mampu memenuhi kebutuhan anak, perasaan frustrasi memicu orang tua nekat melakukan hal keji ini.

Faktor lain yang sering jadi pemicu adalah perkawinan anak. 

SobatASK tahu nggak? Orang tua yang menikah di usia anak sebenarnya belum siap jadi orang tua! Secara emosional masih labil, secara finansial masih bergantung ke orang tuanya, dan sering kali belum punya cukup pengetahuan soal pengasuhan anak. Perkawinan anak memicu hubungan keluarga yang penuh konflik, rawan kekerasan, dan di beberapa kasus, berujung pada filisida.

SobatASK, kita semua punya peran dalam memastikan anak-anak tumbuh di lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang. Hak anak bukan hanya mencakup pendidikan atau kesehatan, tapi hal yang paling mendasar, yaitu hak untuk hidup tanpa kekerasan! Kita bisa mulai dari hal kecil, kayak berani speak up kalau lihat atau dengar kasus kekerasan terhadap anak, mendukung kebijakan yang melindungi anak, dan terus menyuarakan pentingnya pengasuhan tanpa kekerasan. Jangan sampai kita cuma diam dan menganggap ini bukan urusan kita, karena setiap anak berhak tumbuh dengan aman, dicintai, dan dihargai. Yuk, bareng-bareng jadi bagian dari perubahan! 

 

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.