Nyeri haid adalah gejala umum yang sering dialami oleh hampir semua perempuan yang memasuki masa awal siklus menstruasi. Hanya saja kadar rasa sakit pada setiap perempuan berbeda-beda. Dalam istilah medis, nyeri haid biasa disebut dismenore. Penyebabnya adalah kontraksi pada otot rahim dan merupakan proses alami karena adanya peluruhan dinding rahim. Sebenarnya, setiap hari otot dinding rahim juga mengalami kontraksi namun kontraksi halus sehingga tidak dapat dirasakan. Menjelang masa menstruasi, kontraksi ini semakin kencang sehingga sebabkan nyeri sebelum menstruasi.
Beberapa gejala seperti sakit pada area perut bagian bawah, sakit kepala, mual, lemas, dan diare saat menstruasi masih bisa dianggap wajar dan akan mereda setelah siklus menstruasi selesai. Kondisi ini masih bisa kamu atasi dengan mengkompres area perut bawah dengan botol dan air hangat untuk membuat otot dinding rahim menjadi lebih rileks.
Tapi jika kamu termasuk yang mengalami nyeri haid yang cukup parah hingga enggak bisa melakukan aktivitas apapun, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan dokter ya.
Seperti apa sih gejala nyeri haid yang enggak wajar? Yuk disimak :
- Nyeri haid dirasakan setelah masa menstruasi berakhir;
- Nyeri haid cukup parah dan dirasakan 3 kali berturut-turut selama siklus menstruasi;
- Keluar gumpalan darah yang cukup besar saat menstruasi;
- Alami nyeri di panggul saat tidak menstruasi;
- Perdarahan menstruasi yang sangat deras;
- Keputihan;
- Periode menstruasi lebih panjang dari biasanya;
- Demam.
Nyeri haid yang enggak tertahankan bisa menjadi tanda dari gangguan kesehatan pada rahim, lho. Beberapa penyakit penyebab nyeri haid enggak tertahankan, seperti:
- Endometriosis. Kondisi ini terjadi ketika sel dalam rahim mulai tumbuh di luar rahim.
- Radang Panggul. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri chlamydia dan gonore dapat sebabkan peradangan dan inflamasi pada leher rahim, rahim, tuba falopi, dan ovarium.
- Fibroid. Tumor jinak yang berada dalam rahim dapat sebabkan nyeri haid yang cukup menyakitkan.
- Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD. Pada awal pemasangan IUD, pengguna IUD mengalami nyeri haid yang cukup menyakitkan. Tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan pada dokter kandungan jika nyeri haid yang dialami berlangsung cukup lama setelah pemasangan IUD.
- Stenosis Leher Rahim. Leher rahim yang terbuka cukup kecil pada beberapa wanita dapat menghambat aliran darah menstruasi. Kondisi ini yang menyebabkan tekanan pada rahim dan sebabkan nyeri haid yang cukup parah.
Nah jika kamu mengalami nyeri haid yang berat seperti yang disebutkan di atas, tandanya kamu sudah harus berkunjung ke dokter. Kamu enggak boleh mendiagnosa sendiri ya. Biar bagaimanapun, hanya dokter yang bisa memastikan penyebab dari nyeri haid kamu.
Jadi, jangan sungkan untuk ke dokter jika kamu mengalami gejala-gejala nyeri haid parah seperti yang disebutkan di atas.