(Kamis, 19/5) Pelatihan guru dan kepala sekolah PKRS SETARA masih berlangsung dengan meriah. Semangat dari 189 peserta yang terdiri dari Guru, Kepala Sekolah, perwakilan Dinas Pendidikan, serta Lembaga Swadaya Masyarakat dari 6 Kabupaten di Indonesia (Garut, Indramayu, Jember, Jombang, Lombok Timur, dan Langkat) masih bergelora menyambut rangkaian selanjutnya kegiatan ini.
Pada hari kedua, Kamis, 19 Mei 2022 kegiatan diisi oleh rangkaian peningkatan kapasitas terkait materi-materi Kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja. Topik-topik materi yang diangkat diambil dari modul PKRS SETARA Kelas 7 dan Kelas 8, yang berisi tentang perkembangan remaja dan masalah kesehatan seksual dan reproduksi yang dialami remaja. Beberapa topik menarik yang diulas pada kegiatan pelatihan hari ini adalah ‘Remaja dan Pubertas’, ‘Aku dan Sekitarku’, ‘Relasi yang Sehat’, serta ‘Gender dan Kekerasan’.
Adapun tujuan dari pembelajaran ini untuk mengeksplorasi nilai terhadap norma-norma dan ketidakadilan gender baik di tingkat individu maupun masyarakat, memperdalam pengetahuan dan keterampilan mengajar pada peserta didik, mengelola manajemen kelas khususnya pada materi-materi yang dirasa sensitif, serta membuat perencanaan mengajar PKRS di 6 wilayah Kabupaten area intervensi program Rutgers Indonesia, sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini.
Kegiatan peningkatan kapasitas ini dibagi dalam lima kelas paralel yang difasilitasi oleh tim Rutgers Indonesia dan guru-guru pelatih dari sekolah intervensi program SETARA yang telah lolos pelatihan master trainer. Tak hanya itu, untuk memperdalam materi pada topik-topik tertentu, Rutgers Indonesia juga menggandeng narasumber dan para ahli dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan.
Kelas-kelas paralel yang dibagi berdasarkan latar belakang profesi peserta ini, yaitu 4 kelas untuk guru dan 1 kelas untuk kepala sekolah, menggunakan pendekatan metode pembelajaran yang interaktif. Para peserta diajak untuk melakukan curah pendapat, presentasi, memecahkan studi kasus, bermain, serta praktik.
Para peserta sangat aktif dalam mengikuti setiap rangkaian aktivitas pembelajaran di kelas. Salah satu peserta guru dari Langkat, Sumatera Utara, yang sangat merasa berkesan mengikuti kegiatan pelatihan ini.
“Wah senang sekali.., ingin ikutan lagi. Sebelumnya saya masih ragu-ragu dan malu kalau membahas hal seperti ini (kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja). Sekarang setelah ikut pelatihan, jadi lebih paham dan gamblang bagaimana caranya menjelaskannya kepada murid-murid saya. Karena sudah tidak tabu dan malu membahas ini”, ungkap Ibu Yulpah Hanum, guru dari Mts Al washliyah, Langkat, Sumatera Utara.
Tak hanya itu, para fasilitator juga menggunakan alat peraga dan media pembelajaran yang interaktif seperti boneka keluarga untuk mengenal anatomi tubuh dan batasan diri, celemek kespro untuk mengenal organ-organ reproduksi dan seksual, serta kartu belajar untuk mengeksplorasi nilai terkait relasi, komunikasi, gender, seks yang aman, dan batas kewajaran. Alat peraga dan media pembelajaran ini merupakan produk-produk pengetahuan Rutgers Indonesia yang ramah digunakan oleh orang tua maupun guru untuk mengajar kesehatan reproduksi dan seksual bagi anak usia dini hingga remaja.
“Saya pastinya sangat senang, bangga, dan merasa terhormat bisa berada di kegiatan hari ini (sebagai master trainer). Peserta didik merasa bahwa apa yang saya sampaikan memang sangat dibutuhkan untuk diterapkan dalam membekali masa depan remaja yang sehat dan bahagia”, ungkap Ibu Sri Mulyani yang akrab disapa ‘Mam Ani’ oleh murid-murid di Sekolahnya SMP 22 Bandar Lampung, seorang guru yang sudah mengikuti program SETARA sejak 9 tahun lalu bersama program Explore4Action.
Sejalan dengan Ibu Sri Mulyani, Bapak Indra Wiyanto seorang guru master trainer dari SMP 92 Jakarta, juga mengungkapkan kebahagiaannya terlibat dalam kegiatan pelatihan ini.
“Saya bangga dan bahagia sekali bisa mengetuk tularkan dan bisa mentransfer ilmu-ilmu saya kepada yang lain. Saya berharap mereka (para peserta) serius untuk mendalami ini karena bukan hanya untuk pribadi, namun juga untuk orang banyak agar generasi kita lebih produktif dan kreatif dan paham menjaga kebersihan reproduksi dan seksualitasnya”, ungkap Bapak Indra.
Melalui pelatihan ini, para guru diharapkan dapat memiliki sikap yang terbuka terhadap PKRS dan memiliki keinginan yang kuat untuk mengimplementasikannya sesuai dengan konteks lokal wilayah asal mereka masing-masing dalam menggunakan, mengurai, merangkai dan memodifikasi materi PKRS di lingkungan sekolahnya, tentunya dengan dukungan Kepala Sekolah dan pemangku kepentingan terkait.
Kegiatan Pelatihan Guru dan Kepala Sekolah PKRS SETARA ini masih berlangsung hingga Jumat, 19 Mei 2022 mendatang dengan beragam rangkaian kegiatan yang tak kalah menarik. Simak artikel selanjutnya untuk mengikuti aktivitas kami!