Selain kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan dalam berpacaran termasuk yang masih sering dialami, khususnya oleh remaja perempuan. Kekerasan dalam pacaran adalah tindak kekerasan terhadap pasangan yang belum terikat pernikahan yang mencakup kekerasan fisik, psikologi dan ekonomi. Biasanya, si pelaku berpikir bahwa pacarnya bisa diperlakukan semena-mena atas nama cinta. Atau, memang murni karena ingin memanfaatkan atau melecehkan pacarnya karena merasa berkuasa.
Bentuk-bentuk kekerasan yang cukup beragam dan relatif yang umum dijumpai dalam pacaran antara lain: secara fisik, misalnya memukul, menendang, ataupun mencubit; secara mental, misalnya cemburu yang berlebihan, pemaksaan, dan perlakuan kasar di depan umum; secara ekonomi, misalnya: ada pasangan yang sering meminjam uang, meminta membelikan sesuatu yan berlebihan tanpa pernah mengembalikannya; secara psikologis, misalnya pacarmu suka menghina kamu, selalu menilai kelebihan orang lain tanpa melihat kelebihan kamu, cemburu yang berlebihan; dan secara seksual, misalnya; memaksa pasangannya untuk melakukan hubungan seksual, atau memaksa untuk melakukan perilaku seksual yang tidak kamu inginkan (non-mutual).
Kekerasan dalam pacaran ini bisa terjadi pada siapa saja dan mungkin saja terjadi pada temanmu. Meskipun bukan urusanmu, enggak ada salahnya kamu membantu temanmu yang mengalami kekerasan dalam pacaran. Beberapa cara ini bisa dicoba.
- Ajak dia bicara
Jika kamu melihat gelagat bahwa temanmu mengalami kekerasan dalam pacaran, coba deh cari waktu yang pas untuk mengajaknya ngobrol empat mata. Mulailah percakapan lebih dulu dengan afirmasi positif seperti, “Kita udah lama enggak ngobrol lho, aku kangen!”.
Setelah temanmu mulai nyaman, kamu bisa mulai menyuarakan keprihatinanmu tentang masalahnya dengan tetap tenang dan tanpa menghujat. Katakan bahwa kamu peduli dengan keselamatannya.
Korban kekerasan sering merasa malu atau takut membicarakan masalahnya. Dengan kamu yang membuka percakapan (positif) lebih dulu, harapannya temanmu enggak lagi merasa sungkan untuk berbagi cerita.
- Dengarkan ceritanya
Jika temanmu akhirnya mau bercerita tentang masalahnya padamu, dengarkan baik-baik dan biarkan ia bercerita dengan caranya sendiri. Jangan memaksanya untuk menceritakan hal-hal yang enggak ingin ia ceritakan.
Validasi perasaannya dan berikan respons bahwa kamu mendukungnya. Tawarkan bantuan yang bisa kamu berikan. Biarlah ia tahu bahwa denganmu, dia tidak merasa sendirian dan diterima apa adanya.
- Berikan saran tapi serahkan sepenuhnya keputusan pada temanmu
Berilah saran yang berorientasi pada perilaku – yang lebih bisa dikontrol, bukan yang berorientasi pada perasaan. Misalnya, “Kalau pacarmu memaksa atau memukul, teriak aja lalu bilang NO! atau HENTIKAN!”.
Kamu tentunya ingin temanmu segera mengakhiri hubungan, tapi terkadang enggak semudah itu. Bisa jadi temanmu diancam atau dikendalikan. Memberi saran saja sudah cukup, semua keputusan biar temanmu yang buat.
- Panggil bantuan jika darurat
Berbagi cerita tentunya akan sangat mengurangi beban rasa sakit yang dialami temanmu, tapi enggak menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya. Diskusikan pada temanmu untuk mengkonsultasikan masalahnya kepada orang dewasa yang dipercaya atau menghubungi pusat bantuan yang biasa menangani masalah kekerasan jika memang situasinya genting.
- Tetaplah memberi dukungan
Beri dukungan serta yakinkan korban untuk berani menolak serta menentang segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya. Lalu, bantu ia untuk menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya layak dicintai dan punya keberanian untuk keluar dari toxic relationship tersebut.
Respons yang kamu berikan pada temanmu ini tujuan utamanya adalah untuk memberitahu dia bahwa kamu peduli dan ada untuknya kapanpun dibutuhkan.
Jika ada tindak kekerasan yang terjadi di lingkunganmu, apapun bentuknya, jangan ragu untuk dampingi korban dan laporkan pelaku, ya!
Sumber:
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1669/waspada-bahaya-kekerasan-dalam-pacaran
https://yayasanpulih.org/2020/06/kenali-kekerasan-dalam-pacaran-dan-cara-menghindarinya/