Pada 2030-2040, Indonesia diprediksi akan menghadapi bonus demografi, yaitu jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Agar Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan1. Peningkatan kualitas pendidikan meliputi pengetahuan dan informasi akan kesehatan seksual dan reproduksi agar remaja memiliki kesehatan yang utuh baik fisik, psikis dan sosial serta mampu mengambil keputusan dan bersikap secara positif dan bertanggungjawab. Dengan demikian generasi muda dapat terhindar dari segala bentuk kekerasan, berkembang dengan maksimal dan dapat merencanakan masa depan yang lebih baik.
Dilatarbelakangi hal tersebut, program Right Here Right Now 2 (RHRN 2) dalam lima tahun mendatang (2021 – 2025) berupaya untuk berkontribusi pada terpenuhinya hak Kesehatan Seksual Reproduksi Remaja (HKSR) bagi anak muda dengan ragam latar belakang dan identitas –termasuk kelompok disabilitas, LGBTQI+, dan kelompok anak muda marjinal lainnya sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang untuk mempersiapkan bonus demografi.
Enam organisasi nasional dalam Koalisi INKLUSIF (Indonesia Berkoalisi untuk Hak dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi yang Komprehensif) yang memiliki satu visi dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari kekerasan, setara dan rasa saling menghargai keberagaman, yaitu: Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP), Perkumpulan Pamflet Generasi, Palang Merah Indonesia (PMI), Perkumpulan Sanggar Swara, Youth Interfaith Forum on Sexuality (YIFoS) dan Rutgers Indonesia (sebagai fasilitator di Indonesia) akan bekerja dalam program ini.
Bersama dengan koalisi INKLUSIF, intervensi akan mencakup beberapa aspek yaitu pendidikan, pemberdayaan pemuda, layanan dan informasi yang ramah remaja, advokasi berbasis bukti dan riset, dan membangun dukungan masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia dan partisipasi anak muda yang bermakna.
Aspek Intervensi
Aspek Pendidikan & Pemberdayaan
Menyasar pada khususnya remaja melalui media luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring), baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, termasuk mahasiswa, kelompok pemuda, kelompok pemuda lintas agama, disabilitas, dan perempuan muda, dan kelompok pemuda/remaja dalam masyarakat.
Aspek Layanan dan Informasi
Pelibatan orang tua, institusi pendidikan formal (sekolah dan universitas), komunitas keagamaan, dan penyedia layanan kesehatan yang berkontribusi dalam penyediaan layanan dan informasi (luring dan daring) yang bebas dari diskriminasi, mendorong kebijakan yang berpihak, dan kurikulum HKSR yang berkualitas dan sesuai kebutuhan, menyediakan interpretasi teks agama yang adil dan setara jender, dan ruang yang nyaman dan aman bagi pemuda/remaja untuk beraspirasi dan berekspresi.
Aspek Pendidikan & Pemberdayaan
Menyasar pada khususnya remaja melalui media luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring), baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, termasuk mahasiswa, kelompok pemuda, kelompok pemuda lintas agama, disabilitas, dan perempuan muda, dan kelompok pemuda/remaja dalam masyarakat.
Aspek Dukungan Masyarakat
Memanfatkan kanal-kanal digital dengan melibatkan champion muda dan key opinion leaders atau influencers untuk memberikan informasi yang benar pada masyarakat dengan perspektif positif dan ramah jender.
Akses yang adil dan non-diskriminatif terhadap pendidikan, informasi, dan layanan bagi remaja menjadi perjuangan utama RHRN 2 sebagai syarat dasar anak muda dalam memiliki kapasitas untuk memahami, merawat dan menjaga kesehatan reproduksi. Harapannya, mereka dapat berdaya dalam membuat keputusan yang tepat dan terhindar dari kekerasan seksual dan lebih jauh berdampak pada lahirnya generasi muda yang berdaya, produktif, dan siap berkontribusi dalam pembangunan – terutama menurunnya angka stunting, perkawinan anak, dan kehamilan remaja.
Daerah Intervensi
Remaja dari berbagai identitas terutama usia 15-24 tahun menjadi pusat dari pendekatan dan kegiatan program. Dalam 5 tahun kedepan, anak muda terutama dari provinsi Sumatra Utara, Jawa Barat dan Jawa Timur akan menjadi jangkauan program dengan latar belakang daerah sebagai berikut:
- Memiliki ‘benih’ pengetahuan KRR dan pembangunan pemuda
- Potensi akses informasi KRR dan isu remaja melalui platform digital
- Cakupan besar penerima manfaat akhir melalui sekolah
- Kekerasan tinggi terhadap kelompok minoritas
- Marginalisasi penyandang disabilitas muda
Pendekatan
Dalam pelaksanaannya, program RHRN2 di tingkat nasional akan melibatkan Kementerian dan Lembaga (K/L), antara lain Bappenas, Kemdikbud, Kemenkes, Kementerian PPPA dan BKBBN. Sementara di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota akan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), antara lain Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas P3AP2KB.